***
Hari Senin adalah ujian bagi anak murid SMA Xavier dan sialnya hari ini, Vasilla lupa untuk memakai rok baru yang dibelikan Esteve. Dia malah memakai rok lamanya yang super ketat, mana sudah masuk ke gerbang.
Di dalam sana ada ketos baru SMA Xavier, Egor Scalava memakai jaket osis kebanggaanya. Seperti mendapatkan mangsanya, Egor mendatangi Vasilla dan bersedekap dada.
"Gw tau lo udah jadi kakel, tapi bukan berarti lo kakel lo bisa bebas. Silakan pergi ke tengah lapangan bersama murid lain."
Vasilla mendengus malas, jujur saja dia malas membuat masalah lagi. Egor sangat menyebalkan, sama seperti Esteve.
Omong-omong sekarang Esteve tidak mengantar dirinya ke sekolah, karena pria itu sudah terlebih dahulu pergi ke sekolah untuk memberikan bimbingan kepada peserta Olimpiade Kimia.
Jujur saja gadis itu heran, mengapa kekasihnya pintar sekali. Dia kan juga ingin, Esteve sangat pandai dalam segala hal. Dia iri akan itu.
Berdiri di tengah lapangan dengan tampang muka yang menyebalkan, Vasilla hanya menunggu apa hukuman yang diberikan. Mungkin membersihkan toilet, menyapu halaman belakang sekolah atau membersihkan perpustakaan. Sudah hafal sekali, biasanya Esteve yang memberikan hukuman itu.
Egor datang bersama osis lainnya, dia membawa gunting.
Vasilla sedikit menerka apa yang akan dilakukan oleh si tengil itu, ya Egor dipanggil tengil oleh Vasilla.
Egor datang mendekati Vasilla dan berjongkok lalu mengarahkan gunting ke rok gadis itu, mata Vasilla membulat dan menahan bahu Egor yang akan menggunting rok kesayangannya.
"Apaansih bangsat, main gunting!" Teriak Vasilla.
"Ini udah peraturan" balas Egor tak kalah.
"Ya tapi jangan digunting juga kontol." Mulai sudah kata kasar keluar dari bibir cantik itu.
Egor tersenyum miring, "Lo mau kontol?" Tanyanya menantang.
Vasilla muak, dia langsung saja menendang dagu ketos baru itu tanpa memikirkan apapun. Dia juga hendak memberi bogeman mentah terhadap Egor tapi ditahan osis yang lain.
"Jaga omongan lo bencong."
"Macem-macem sama gw, gw hajar lo."
Keributan itu terjadi dan mengundang beberapa perhatian murid SMA Xavier, sementara itu pria dengan tubuh yang kokok dibaluti seragam putih abu sedang berdiam di pinggir dinding lantai dua.
Dia menatap gadisnya yang berontak, lucu juga ternyata. Sepertinya dia tidak terlalu overthinking, sebab Vasilla sendiri menghajar sumber overthinkingnya.
"That's my girl."
***
Pulang sekolah, Esteve menghampiri kelas Vasilla. Dia jujur lapar sekali, sedari tadi hanya sempat makan roti dan susu. Saat Esteve berjalan di lorong sekolah, ada seorang gadis cantik menghadang dirinya.
Cantika Amedya.
Siswi populer yang sempat menjadi perwakilan sekolah dalam lomba menari si atas es, meski begitu dia tetap rendah hati. Dan yang pasti dia memiliki wajah yang enak dilihat, dan personality yang tenang.
"Em, Stev. Nanti mau nonton gak?" Tawar Cantika.
Esteve sedikit terkejut mengenai ajakan itu, apa Cantika tidak tau jika dirinya memiliki kekasih.
Cantika tersenyum manis dan menyerahkan satu tiket bioskop, belum sempat tiket itu sampai di tangan Esteve.
Cantika sudah mental karena tendangan Vasilla yang tiba-tiba datang, "Jangan deket-deket pacar gw, anjing." Ujarnya galak.
Gadis yang terduduk di lantai itu hanya meringis dan menatap Esteve penuh harap, tapi respon yang Cantika dapatkan hanya tatapan tidak minat.
"Pergi, gw udah punya cewe."
Itu adalah rentetan kalimat yang keluar dari mulut Esteve, kalimat yang sangat tidak diharapkan oleh Cantika.
Cantika meremas tangannya dan berdiri lalu berlari pergi dari sana, dia malu. Dia pikir dirinya sudah cukup menarik perhatian crushnya Esteve yang sudah dua tahun lebih dia sukai.
Ingat, cantik bukan segalanya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Punya Pak Ketos [ ✓ ]
Romance18+ Warning : Adultromance Dia menatap Vasilla yang terlihat berantakan, Esteve memberikan senyuman miring. "Baru segitu lo udah panas, apalagi gw genjot." Ujarnya tanpa filter dan pergi. Hallo, maaf sebelumnya. Cerita ini adalah revisi dari Beda Ba...