***
Acara kelulusan kelas dua belas SMA Xavier tinggal dihitung beberapa hari lagi, dan kini Vasilla tengah menemani Esteve untuk membeli jas yang cocok untuk kelulusannya. Gadis itu begitu bangga kepada pacarnya, Esteve menjadi peringkat satu dalam list rank kelulusan SMA Xavier.
Malamnya, ketika mereka usai dalam membeli beberapa keperluan Esteve. Ah, Vasilla juga membeli beberapa perawatan untuk wajah Esteve, salah satunya masker wajah.
Vasilla menyuruh Esteve untuk duduk di sofa, sedangkan gadis itu duduk di pangkuan Esteve dan mengoleskan masker itu secara merata di wajah kekasihnya. Wajah Vasilla begitu serius, sehingga Esteve sedikit tersenyum. Dia tidak menyangka gadis nakal bisa menjadi seserius ini hanya untuk mengolesi masker wajah.
"Nah, abis ini lo gak boleh ketawa atau senyum. Nanti maskernya rusak." Peringat Vasilla.
Esteve hanya mengangguk dan memegang pinggul Vasilla, dengan nakal pria itu sedikit menggesekkan miliknya dengan milik gadis itu. Hal tersebut sontak membuat Vasilla berdehem, dia menatap tajam Esteve.
"Jangan macem-macem." Katanya galak lalu turun dari pangkuan Esteve.
***
Beberapa menit berlalu, Esteve membasuh wajahnya dibantu Vasilla. Mereka berdua bercanda ria di tengah malam, tanpa disadari keduanya baju mereka telah basak kuyub akibat saling siram.
"Tete lo keliatan banget, isep boleh gak?" tanya Esteve.
Dengan sengaja Vasilla memegang dadanya dan membuat gerakan membusung, "Isep dong kak, butuh belaian nih."
Esteve menyeringai lalu mengejar Vasilla yang sudah berlari ketika berhasil menggodanya, pria itu benar-benar mengerahkan seluruh tenaganya untuk menangkap gadis kecilnya.
"Kena lo."
"Haha ampun, ampun kak."
Pria itu menggelitik pinggang kekasihnya hingga Vasilla kencing di celana, dia memukul bahu Esteve dan menyumpahi serapah pacarnya itu.
Esteve benar-benar tertawa lepas, dia tidak pernah sebahagia ini. Mungkin besok dia harus menemui ibu panti dan mengenalkan Vasilla kepadanya.
Melihat Vasilla sudah keluar dari kamar mandi, pria itu langsung menghampirinya.
"Ayang, ayo ngentot. Gw kangen genjotan nakal lo."
Detik itu juga Vasilla mengarahkan kakinya ke Esteve tapi naas, pria itu malah menahan kaki Vasilla hingga gadis itu kehilangan keseimbangannya dan jatuh ke lantai.
Tidak sampai disana, Esteve langsung mengunci kedua tangan Vasilla lalu pelan-pelan Esteve melepaskan kaitan bra Vasilla.
Dia meremas dada telanjang itu dengan nikmat, Esteve mendekatkan dirinya dengan celah pantat Vasilla lalu membuat gerakkan seperti memasuki.
"Esteve awas ah, gamau." Tolak Vasilla.
"Gamau apanya, gw genjot juga lu desah."
***
Dengan banyak peluh keringat Vasilla berusaha menggerakan pinggulnya untuk melahap batang Esteve, dia meremas bahu Esteve dan mengadahkan wajahnya ke atas.
Sialan, dia ingin lebih tapi tidak bisa.
Sementara itu Esteve dengan santai menyender di dinding dan melihat sampai mana gadis itu memompa dirinya sendiri, ah gregetan sebenarnya. Vasilla benar-benar tidak memiliki stamina untuk menggerakan dirinya sendiri.
Yasudahlah.
Esteve ikut menggerakkan pinggulnya dan membuat tabrakan bunyi yang keras, "Stev please ah."
"Please apa sayang?" Tanya Esteve dengan jail.
Vasilla memajukkan bibirnya, "Genjot gw kerasin sama isep dada gw."
"Siap laksanakan."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Punya Pak Ketos [ ✓ ]
Romance18+ Warning : Adultromance Dia menatap Vasilla yang terlihat berantakan, Esteve memberikan senyuman miring. "Baru segitu lo udah panas, apalagi gw genjot." Ujarnya tanpa filter dan pergi. Hallo, maaf sebelumnya. Cerita ini adalah revisi dari Beda Ba...