***
Esteve sedang menunggu Vasilla untuk keluar dari ruang ganti, dia memutuskan untuk menyelesaikan masalah saling menjauh ini. Matanya terus melihat orang - orang yang keluar dari ruang ganti, hingga dia menemukan Vasilla.
Gadis itu memakai celana pendek dan hoddie yang lumayan besar di tubuhnya, Esteve langsung beranjak dari tempatnya. Dia menghampiri Vasilla dan langsung menggandeng tangan gadisnya untuk pergi ke parkiran.
Vasilla masih terkejut karena Esteve tiba - tiba mendatanginya dan menggandeng tangannya, secara spontan kedua pipinya memerah. Dia malu dan juga senang, tidak bisa diragukan lagi bahwa Vasilla sangat rindu dengan Esteve.
"Mau ke kostan gw gak?" Tanya Esteve.
Vasilla mengangguk ragu, dia menghembuskan nafasnya. Entah kenapa dia sedikit canggung.
Esteve mengangguk dan menyuruh Vasilla naik ke motornya, gadis itu menurutinya dan tangannya langsung memeluk pinggang Esteve. Tidak ada respon spesial dari Esteve, dia diam dan berdehem sedikit.
Hoho Esteve, tumben banget gugup.
***
Mereka berdua telah sampai di kostan Esteve, Vasilla memberikan helmnya kepada pria itu dan mereka berjalan beriringan memasuki kamar Esteve.
Vasilla masih berdiri di depan pintu, dia bingung ingin melakukan apa. Sedangkan Esteve pria itu baru saja keluar dari kamar mandi tanpa menggunakan atasan, dia mendekat dan menghampiri Vasilla. Tidak lupa untuk menutup pintunya.
"Gw kangen, lo kenapa ngejauhin gw?" Tanya Esteve dengan nada pelan lalu menghimpit Vasilla ke dinding.
Lutut Esteve juga ikut berperan dengan menghimpit area selangkangan Vasilla yang dimana membuat gadis itu mengeluarkan suara.
"Es─teve," Panggil Vasilla dengan gagap.
"Hmm?" Esteve berdehem dan memajukan wajahnya memberikan eskpresi remeh.
"Mau ciuman?"
Telinga Esteve tanpa mendengarkan lawan bicaranya, seperti seakan - akan bahwa jawaban dari Vasilla sudah pasti 'iya.'
Bibir mereka menyatu, dengan Esteve yang memegangi leher Vasilla dan sedikit menekannya. Pria itu juga tidak hanya menempelkan bibirnya, tapi dia juga menyesap kedua benda kenyal itu secara bergantian.
"Melet."
Vasilla menurutinya, dia menjulurkan lidahnya yang dimana Esteve langsung menghisapnya dengan kencang. Esteve juga sedikit meremas bokong Vasilla, mereka berciuman tanpa saling mengalah. Rasa panas dan juga nafsu ingin lebih membara seketika, Vasilla menjambak rambut Esteve ketika gadis itu kesakitan karena bibirnya di gigit Esteve.
"Ciuman yang enak"
Vasilla memandangi wajah Esteve, pria itu menarik pinggangnya dan mendorongnya ke kasur. Esteve menindih Vasilla dan menekan selangkangan gadis itu menggunakan lututnya lagi, dia memberikan senyuman miring.
"Uhh."
Semakin menekan, semakin banyak suara yang keluar dari mulut gadis itu. Bahkan Vasilla sampai menutup mulutnya menggunakan tangan kanan, dia juga tidak sanggup untuk melihat ekspresi Esteve.
Terlalu panas, dirinya ingin meledak.
***
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Punya Pak Ketos [ ✓ ]
Romance18+ Warning : Adultromance Dia menatap Vasilla yang terlihat berantakan, Esteve memberikan senyuman miring. "Baru segitu lo udah panas, apalagi gw genjot." Ujarnya tanpa filter dan pergi. Hallo, maaf sebelumnya. Cerita ini adalah revisi dari Beda Ba...