***
Vasilla melihat tangan pria itu menyeka keringat di dahinya dan dia berbisik.
"Ronde kelima sayang."
Setelah mengatakan hal tersebut, pria itu kembali menghentakkan bagian bawahnya membuat tubuh Vasilla bergetar. Dada Vasilla bergerak ke atas dan bawah dengan brutal, gadis itu mencoba meredam desahannya menggunakan tangan.
Tapi tangannya di singkirkan oleh pria itu, wajahnya tidak terlalu terlihat dengan jelas. Tapi hentakannya sangat terasa jelas, tubuh Vasilla melengkung ketika pelepasan itu tiba.
Cairan lengket hasil penyatuan tubuh itu keluar dari selangkangannya.
"Bangun Vasilla!."
Mata Vasilla langsung terbuka ketika mendengar panggilan itu, dia mendapati Esteve yang menatapnya dengan pandangan aneh.
"Lo mimpi basah?" Tanya Esteve, karena pria ini melihat bagaimana Vasilla mendesah keenakan. Dia sempat terangsang, tapi sayangnya setan di dalam dirinya terlalu kecil untuk menguasai hawa dirinya.
"Gak lah, enak aja." Jawab Vasilla dengan ngegas.
Esteve memberikan raut tidak percaya, "Gak yakin gw, buktinya celana pendek lo basah." Esteve menunjuk ke arah celana pendek ketat milik Vasilla.
Dan benar saja, disana terdapat pulau.
Sialan.
Mau taruh dimana muka ini.
Vasilla mengusap kasar wajahnya, "Lo ngapain pagi - pagi kesini, kemarin kan janjinya setengah enam. Ini baru jam lima bangsat." Protes Vasilla.
"Serah gw lah, btw desahan lo mantep." Kata Esteve sedikit menggoda gadis itu.
Vasilla sedikit menyeringai, "Kenapa? Pengen ya kak?." Tanyanya.
Esteve menaikkan alis kanannya, "Lo godain gw?."
Memberikan seringai mesum, Esteve langsung mengunci tubuh Vasilla di tempat tidurnya. Mata pria itu menatap intens gadis beraroma vanilla ini.
"Mau gw buat ngedesah."
Sebelum menjawab pernyataan Esteve, pria itu sudah langsung meremas dadanya. Dia menaikkan baju kaos besar yang dipakai Vasilla, kebetulan sekali Vasilla tipe gadis yang tidak memakai bra saat tidur.
Esteve memainkan puting Vasilla hingga kedua puting itu mengeras, dia menghampiri salah satu dari buah dada Vasilla. Menjilat melingkari tombol utama, mata Esteve melirik Vasilla yang mengigit bibirnya sendiri.
Tidak ada desahan yang terdengar sedari tadi, ketika mulut Esteve menghisap puting coklat itu. Barulah Vasilla mendesah pelan, dia memegangi rambut Esteve.
Di dalam mulut panas pria itu, lidah Esteve mencoba memberikan service terbaiknya. Dia benar - benar membuat Vasilla mabuk desahan.
"Es─teve, u─dah." Katanya dengan terbata - bata.
Melepas tautan hisapan itu, Esteve melihat kondisi Vasilla kembali dengan kata berantakan. Entah kenapa dia kembali teringat kejadian di ruang kebersihan itu.
"Berantakan lagi, gw suka. Lo seksi banget."
***
Memasakkan sesuatu untuk Vasilla dan mereka sarapan bersama, dan sangat keberuntungan juga. Karena hari ini Vasilla ikut berangkat bersama Esteve, satu motor.
Vasilla memeluk pinggang Esteve sebagai pegangan, pria itu tidak masalah. Dia hanya gugup, karena ini pertama kalinya dia dipeluk oleh Vasilla.
Sampai di parkiran sekolah, Esteve melepaskan helm Vasilla terlebih dahulu.
"Sana, masuk ke kelas."
"Y."
***
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Punya Pak Ketos [ ✓ ]
Romance18+ Warning : Adultromance Dia menatap Vasilla yang terlihat berantakan, Esteve memberikan senyuman miring. "Baru segitu lo udah panas, apalagi gw genjot." Ujarnya tanpa filter dan pergi. Hallo, maaf sebelumnya. Cerita ini adalah revisi dari Beda Ba...