***
"Yahh, dia udah punya pacar ternyata."
"Bangsat, gw kalah start. Ihh mau nangis."
"Beruntung cewenya ci."
Esteve mendengar semua itu, jujur dia bingung. Apa dirinya yang di bicarakan oleh para gadis itu, karena bingung dia menyenggol Vasilla.
Vasilla menyaut dan berkata apa.
Esteve sedikit mendekatkan wajahnya dan berbisik, "Mereka ngomongin siapa? Gw bingung, soalnya mereka ngomong pas di belakang gw."
Vasilla mengangkat bahunya acuh, "Btw lo keren tadi."
Esteve mengangguk, "Makasi, nanti mau pulang bareng gak? Jok belakang gw free." Tawar Esteve yang diangguki Vasilla.
Mungkin ini yang namanya pendekatan, sementara itu Jean dan Xabiru merasa seperti tidak di hiraukan. Mereka berdua pun izin pamit pulang, dengan alasan ditelfon orang tua.
Karena kedua curut itu sudah pulang, Vasilla juga ingin pulang. Esteve mengangguk, dan menyuruh Vasilla menunggu sebentar. Vasilla memperhatikan langkah Esteve, dirinya seperti mengawasi kekasihnya.
Esteve ternyata berpamitan pada band tadi dan pemilik cafe.
"Udah yuk," Ajak Esteve.
Mereka berjalan keluar cafe, ngomong - ngomong Esteve jadi teringat tentang tato minggu lalu.
"Tato lo, udah dihapus?" Tanya Esteve.
Vasilla memutar matanya malas, "Gak diluar atau di dalem sekolah, lo selalu jadi pengawas gw ya" Katanya dengan sinis.
Esteve hanya tersenyum sedikit, ia memasangkan helm ke kepala Vasilla.
"Yaudah kalo gak mau dijawab, juga gak apa."
***
Pada hari Minggu pagi, saat pukul lima. Seseorang tengah berlari di area Lapangan Puputan, pria itu berlari menggunakan kaos hitam dan celana pendek yang memperlihatkan otot pahanya.
Dia juga menggunakan topi putih dan earphone di telinganya, entah baju pria itu yang basah atau memang bajunya ketat. Tapi yang pasti, kotak dengan jumlah delapan itu terpampang jelas.
Setelah berlari, pria itu melakukan gerakan sit up, push up dan lain - lainnya.
Ketika pagi semakin menunjukkan mentarinya, dan pengunjung semakin ramai. Disanalah mereka memperhatikan body seorang Esteve Davian.
Bahkan ada laki - laki yang sampai mengigit bibirnya, dia tidak tahan karena Esteve terlihat begitu panas dan menggoda.
Setelah melakukan pull up, Esteve melihat ke arah jam tangannya. Sudah pukul enam, dirinya harus memasak. Ah nanti mungkin dia akan ke minirmarket untuk membeli sosis dan susu, mungkin dia juga harus membeli roti.
***
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Punya Pak Ketos [ ✓ ]
عاطفية18+ Warning : Adultromance Dia menatap Vasilla yang terlihat berantakan, Esteve memberikan senyuman miring. "Baru segitu lo udah panas, apalagi gw genjot." Ujarnya tanpa filter dan pergi. Hallo, maaf sebelumnya. Cerita ini adalah revisi dari Beda Ba...