Hai, Camaraderie Gengs👋
Semangat hari seninnya, kayak Iyan dan Aya, hihihi
Mari, taburkan banyak-banyak cinta untuk bocil-bocil Camaraderie❣️
Happy reading🌻
.
.
.
・༓☾ ☽༓・"Pertama, benerin dulu posisi duduk Iyan. Ini biar mudah buat Iyan untuk konsentrasi dalam belajar," kata Raya. Memposisikan duduknya juga senyaman dan sebaik mungkin yang kemudian diikuti oleh Ryan.
"Oiya, Aya ada bawa kue buat nemenin kita belajar," lanjutnya. Mengeluarkan sebuah toples berukuran sedang dari tas berwarna merah maroon.
"Wihhh, ini sih pasti konsen aku belajarnya, Ay," canda Ryan, tertawa kecil. Cowok itu selain suka es krim, dia juga suka makan camilan.
Kedua orang itu kemudian mulai membuka buku paket dan kumpulan soal ujian sekolah tahun lalu. Mencoba untuk menyelesaikan beberapa soal yang ada di sana sebagai simulasi. Keduanya duduk bersebelahan secara lesehan dengan meja berukuran sedang di hadapan keduanya, di depan teras kecil rumah Ryan.
Keduanya kemudian sama-sama fokus untuk mencoba mengerjakan soal.
"Ay," panggil Ryan. Menaruh pensil yang semula dia gunakan untuk menghitung, ralat, mencoret-coret asal sebenarnya.
"Ya? Ada lagi yang Iyan bingungkan? Bagian mana?" Raya bertanya, mendekatkan kepalanya untuk melihat soal yang tengah dikerjakan Ryan.
Dan ketika pandangannya bertemu dengan soal-soal milik Ryan, matanya terbelakak, lalu mengalihkan tatapannya ke arah Ryan dengan sorot tak percaya.
"Yan, yang Iyan kerjain apa dari tadi? Kok coretan nggak jelas semua?" tanya Raya, menuntut pejelasan.
Ryan hanya bisa menyengir dan itu membuat Raya menghela napas kasar.
Gadis itu lalu teringat dengan PR Matematika Ryan dulu saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Sahabatnya itu berkata dia mengerjakan tugasnya hanya sebentar, dan ya, hasilnya salah semua.
"Sini, deh, Aya jelasin ulang ke Iyan." Raya memposisikan dirinya semakin dekat dengan Ryan agar memudahkan dirinya untuk mengajari. Dan gadis itu mulai mencoret kertas kosong dengan angka-angka yang tak Ryan pahami.
"Ini namanya soal aritmatika sosial tentang cara menghitung persentase suku bunga," kata Raya, memulai penjelasan yang sebenarnya sudah pernah dia jelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie | End
Teen Fiction"Sejak awal seharusnya kita sadar, bahwa kita hanya dipertemukan, bukan untuk dipersatukan, apalagi untuk selamanya." - Camaraderie ●●● Berawal dari kesedihan Raya akibat ditinggal oleh orang tuanya, Ryan---sosok anak lelaki dengan sepeda hitam dan...