Hai, Camaraderie Gengs🌞🌻💛
Spam emot 💛 dulu di sini👉
Udah? Taburkan banyak-banyak cinta untuk mereka 🧚♀️🧚♂️🌬
Selamat membaca, semoga suka, ya. Aamiin
.
.
.
・༓☾ ☽༓・"Keren-keren," puji Angel, berjalan mendekat ke arah Ryan yang baru saja selesai dengan latihan vokalnya bersama seorang guru pendamping, Pak Guntur, sembari bertepuk tangan, tersenyum bangga pada cowok itu.
Ryan, cowok itu memang berhasil terpilih mengikuti lomba menyanyi mewakili SMA Nusantara setelah ikut seleksi beberapa waktu lalu. Dan hari ini merupakan hari pertamanya latihan.
"Biasa aja, Njel. Jangan berlebihan gitu," sahut Ryan. Merasa belum pantas dengan pujian yang dilayangkan oleh Angel karena kemampuannya yang belum seberapa itu.
"Nggak berlebihan tau, suara kamu emang sebagus itu," kekeh Angel, masih dengan keyakinan awalnya tadi.
Ryan akhirnya hanya bisa tersenyum sembari menyampirkan tasnya di bahu. Berjalan menghampiri Pak Guntur yang juga akan meninggalkan ruangan.
"Pak, saya pamit pulang. Terima kasih atas bimbingannya hari ini," kata Ryan, mengambil tangan gurunya dan menyalaminya sopan. Hal yang sama juga dilakukan oleh Angel.
Pak Guntur tersenyum. Guru pengampu mata pelajaran seni budaya itu memang terkenal ramah dan tidak pelit senyum. Selagi yang dididiknya tidak aneh-aneh dan tidak melampaui batas sebagai seorang siswa.
"Hati-hati pulangnya, ya, Ryan, Anjel," ujarnya, betul-betul ramah.
Usai berpamitan, keduanya pun keluar dari ruangan musik. Berjalan ke arah parkiran, tempat di mana sepeda Ryan diparkirkan.
"Setelah ini kamu ke bengkel, Yan?" tanya Angel. Menatap Ryan yang berjalan beriringan di sampingnya.
Ryan sempat terdiam dan berpikir sejenak. Sebelum akhirnya berkata, "Iya. Tapi aku bakalan anterin kamu pulang dulu."
"N-nggak perlu!" seru Angel. Berhasil menghadirkan tatapan penuh tanya dari Ryan. "Aku ikut kamu aja ke bengkel," lanjut Angel, sedikit menyengir.
Ryan langsung menghela napas mendengar ucapan Angel. "Udah aku duga," batinnya.
"Untuk hari ini nggak usah dulu. Kamu udah lama nunggu aku latihan," kata Ryan, sedikit tegas seperti tak ingin dibantah.
"T-tap---"
"Kamu perlu istirahat. Aku antar pulang sekarang."
"Ayo!"
Seolah tak ingin lagi mendapat protes atau bantahan, Ryan langsung menyuruh gadis itu untuk segera naik ke sepeda, pulang bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie | End
Teen Fiction"Sejak awal seharusnya kita sadar, bahwa kita hanya dipertemukan, bukan untuk dipersatukan, apalagi untuk selamanya." - Camaraderie ●●● Berawal dari kesedihan Raya akibat ditinggal oleh orang tuanya, Ryan---sosok anak lelaki dengan sepeda hitam dan...