・༓☾ 18. Suka Kamu ☽༓・

39 3 0
                                    

Haii, Camaraderie Gengs🌞🌻💛

Apa kabar?

Udah siap untuk baca kelanjutan kisah mereka? Taburkan dulu banyak-banyak cintaaaa, Gengs💛

Vote dan penuhi komen di setiap paragraf, Gengsss! Karena itu sangat berarti untuk aku dan cerita ini🥰

Yang belum follow, follow dulu. Bantu 400 followers yuk!

Selamat membaca dan semoga suka💛
.
.
.
・༓☾ ☽༓・

Ryan baru saja selesai memasukkan buku-bukunya setelah menulis di secarik kertas kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ryan baru saja selesai memasukkan buku-bukunya setelah menulis di secarik kertas kecil. Melipatnya di antara lipatan kertas yang lain.

Pandangannya mengedar, menyadari bahwa hanya tinggal beberapa teman-teman kelasnya lagi yang ada di sana. Bel pulang sudah berdering sejak lima menit yang lalu.

"Iyan," panggil seorang gadis dengan tas ransel warna biru muda, berjalan menghampiri meja Ryan.

"Aku pulang bareng kamu lagi boleh, nggak? Papa nggak bisa jemput aku lagi hari ini," pintanya dengan sedikit sorot mata yang memohon.

Ryan berdiri, menatap ke arah gadis yang tak lain adalah Angel. Teman sekelasnya di masa SMA sekarang. "Kamu nggak apa kalau nanti harus nunggu aku selesai dari bengkel lagi?" tanya Ryan.

"Aku cuma nggak mau kamu pulang telat gara-gara aku lagi, Njel," lanjutnya, sedikit merasa tak enak pada gadis itu.

Angel yang melihatnya tersenyum. "Nggak apa aku nunggu kamu lagi." Aku malah seneng karena bisa punya waktu lebih lama sama kamu, Yan, lanjut Angel dalam hati.

"Yaudah, ayok!" ucap Ryan. Keduanya pun akhirnya berjalan bersama keluar kelas, menyusuri koridor yang sudah nampak sepi menuju ke arah parkiran, tempat di mana sepeda hitam Ryan berada.

Sepanjang langkahnya, Angel terus tersenyum. Berada di dekat Ryan, berbicara banyak kepada cowok itu sampai membuat janji berangkat bersama ke gereja untuk ibadah malam nanti. Hati gadis itu menghangat, perasaannya begitu bahagia.

Dari samping, Angel menatap jelas wajah Ryan. Wajah dari sosok yang sangat dia kagumi sejak lama. "Ryan, kalau aku suka kamu nggak apa, kan? Aku seneng bisa lebih dekat sama kamu sekarang, apalagi semenjak Raya nggak ada. Semoga aja bisa terus kayak gini selamanya, ya, Yan."

・༓☾ ☽༓・

"Yan, kamu nggak papa? Wajah kamu kelihatan pucat banget," kata Angel, menatap khawatir kepada temannya itu yang baru saja selesai berkerja di bengkel. Berniat untuk segera pulang.

Camaraderie | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang