Hai, Camaraderie Gengs🌞🌻💛
Baca part ini di jam berapa? 👉
Vote dan komen banyak-banyak di setiap paragraf, yuk. Karena itu sangat berarti bagi aku dan cerita ini Gengs💛
Udah siap untuk baca? Mari, taburkan banyak-banyak cinta untuk cerita ini🧚♀️🧚♂️🌬
Selamat membaca, semoga suka. Aamiin🥰
.
.
.
・༓☾ ☽༓・"Hati-hati, Aya!" seru Ryan, melambaikan tangan kanannya pada mobil yang sudah melaju. Membawa sahabatnya pergi jauh darinya mulai sekarang.
Raya menoleh ke belakang, pada sosok jangkung yang masih setia melambaikan tangan, tersenyum lebar. Sosok yang akan selalu dia rindukan ketika jauh, nanti.
"Iyan juga hati-hati, ya," gumam Raya, hingga sosok Ryan hilang dari pandangannya ketika mobil taksi yang ditumpanginya semakin melaju kencang.
Raya kemudian membalikkan badannya kembali ke arah depan. Menatap jalan raya yang sangat lenggang dengan rintik hujan yang mulai berjatuhan.
Bahkan, semesta pun mendukung apa yang tengah Raya rasakan.
Gadis itu kemudian mengambil sesuatu dari tas selempangnya, mengeluarkan sebuah buku kecil dan pulpen. Mulai menuliskan sesuatu di dalamnya.
Sabtu dan rintik hujan
Hari ini jadi saksi kepergian Aya. Jauh dari Iyan.
Iyan, Aya bakalan kangen banget sama Iyan. Kayak sekarang, bahkan sebelum Aya sampai di tujuan. Iyan, tunggu Aya pulang, ya💛Bunga matahari dari Iyan Aya bawa. Biar Aya bisa obati rasa kangen Aya setiap lihat bunga itu.
Usai menulisnya, Raya menyimpan kembali buku dan pulpennya. Kemudian, memposisikan kepalanya sebaik mungkin dengan bantal kecil yang sudah melingkar di lehernya. Memberinya kenyamanan.
"Cowok tadi pacar mbaknya, ya?" kata sopir yang tengah mengendarai mobil, melihatnya dari kaca spion yang menggantung.
Baru saja Raya akan memejamkan mata, dia dikagetkan dengan suara yang bersumber dari depan. Membuat Raya terjaga kembali sepenuhnya.
"Bukan, Pak. Dia sahabat Aya," jawab Raya.
Sopir itu kemudian tersenyum. "Dia kelihatan sayang banget sama Mbak," ungkapnya lagi.
"Sebegitu kelihatannya, ya, Pak?" tanya Raya, tak menyangka jika hal itu bahkan disadari oleh orang yang baru pertama kali melihat keduanya.
Mengingat ucapan bapak sopir tadi, membuat sudut bibir Raya melengkung. Mengingat kebaikan Ryan, kebersamaan dengan cowok itu dengan banyak hal yang telah keduanya lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie | End
Teen Fiction"Sejak awal seharusnya kita sadar, bahwa kita hanya dipertemukan, bukan untuk dipersatukan, apalagi untuk selamanya." - Camaraderie ●●● Berawal dari kesedihan Raya akibat ditinggal oleh orang tuanya, Ryan---sosok anak lelaki dengan sepeda hitam dan...