"Sejak awal seharusnya kita sadar, bahwa kita hanya dipertemukan, bukan untuk dipersatukan, apalagi untuk selamanya." - Camaraderie
●●●
Berawal dari kesedihan Raya akibat ditinggal oleh orang tuanya, Ryan---sosok anak lelaki dengan sepeda hitam dan...
Kawal Camaraderie sampai akhir, sampai naik cetak, Gengs. Aamiin🤲
Taburkan banyak cinta untuk Camaraderie🙌. Vote dan penuhi komentar di setiap paragraf, Gengs💛
Happy reading 🥰 . . . ･༓☾ ☽༓･
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Raya mendadak senyum-senyum sendiri usai membalas beberapa pesan sebelum menyimpan kembali ponselnya di saku seragam. Melanjutkan langkahnya kembali menuju perpustakaan untuk meminjam beberapa buku.
Iyan🌞 Iyannn| Aya datang ke rumah Iyan aja kali, ya? | Iyan bikin Aya khawatir tau, katanya janji | nggak buat Aya khawatir dan selalu kasih | kabar ke Aya🥺 |
Kira-kira seperti itu pesan terakhir yang Raya kirim semalam. Dan karena pesan itu pula Raya langsung mendapatkan balasan tadi pagi.
Ryan berkata dirinya tidak bermaksud membuat Raya khawatir. Ryan baik-baik saja dan Raya tak perlu untuk menemuinya. Cowok itu juga meminta Raya fokus sekolah karena dia juga sedang melakukan hal yang sama.
Dan di akhir obrolan chat keduanya, Ryan mengirimkan foto dirinya. Tersenyum lebar dengan latar pohon dan baju seragam yang masih melekat sempurna di tubuhnya.
Dan tanpa Raya bertanya lagi, dirinya tahu Ryan sedang ada di sekolah saat itu.
Langkah kaki Raya kini menjadi lebih ringan dari sebelumnya. Pikirannya sudah tidak lagi buruk tentang Ryan. Cowok itu sudah berhasil membuatnya dalam mode tenang kembali.
Setidaknya itu yang kini memang terjadi.
Iyan🌞 Iyan, dalam waktu dekat ini, | ayo kita ketemu|
|Iyaa |Sampai ketemu nanti, Aya
Dan mengingat akan bertemu dengan Ryan, meski belum tahu waktu pastinya akan kapan, gadis itu nyatanya tetap akan senang mengetahuinya.
Karena baginya, bertemu Ryan adalah suatu kebahagiaan tersendiri untuknya.
･༓☾ ☽༓･
Angel melangkah memasuki ruangan yang sudah menjadi rutinitasnya setiap hari sebelum dan setiap pulang sekolah. Kali ini Angel datang dengan membawa sebuah gitar di tangannya. Menyandarkannya di dekat nakas di samping ranjang seseorang.
