・༓☾ 42. Datang Tiba- Tiba ☽༓・

32 2 0
                                    

Hai, Camaraderie Gengs🌞🌻💛

Presensi dulu, lagu favorite kamu apa? 👉

Vote dan penuhi komentar di setiap paragrafnya, Gengs🙌

Happy reading🥰
.
.
.
・༓☾ ☽༓・

Tidak pernah ada yang tahu bagaimana rencana Tuhan berjalan, takdir yang menguasai tiap manusia yang masih selalu menjadi misteri di setiap langkahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak pernah ada yang tahu bagaimana rencana Tuhan berjalan, takdir yang menguasai tiap manusia yang masih selalu menjadi misteri di setiap langkahnya.

Seperti Ryan, cowok yang selalu dinantikan kabarnya oleh Raya sejak beberapa waktu yang lalu, sekarang baru saja mengabari sesuatu yang membuat terkejut Raya saat itu juga.

Aya, aku ada di depan asramamu
(send a picture)

Raya yang minggu pagi itu hanya ingin menghabiskan waktunya untuk belajar sekaligus memandangi bunga matahari pemberian Ryan, mendadak dikejutkan dengan notifikasi ponselnya yang mengabarkan kedatangan Ryan.

Ryan lama tak ada kabar, namun memilih langsung mendatangi tempat tinggal Raya. Ryan memang terkadang tak bisa diprediksi.

"IYAN!!"

Raya berlari, berusaha bisa mendekat ke arah Ryan secepatnya, orang yang selama ini dia rindukan sejak lama itu.

Di depan gerbang asrama, Ryan menatap khawatir. "Nggak usah lari, Ay. Hati-ha---"

"Iyannnnn! Kemana aja? Kenapa nggak pernah kasih Aya kabar? Ponselnya rusak, ya? Mana coba Aya lihat? Iyan baik-baik aja, kan?"

Gadis itu terus berbicara, meskipun matanya berbinar terang mengetahui kedatangan Ryan, namun di sana juga tercetak jelas raut kekhawatiran.

"Ngomongnya satu-satu, Ay," balas Ryan, mengacak sebentar rambut gadis itu sembari menunjukkan senyum teduhnya. Senyum yang sepertinya sudah lama tak Raya lihat langsung, senyum yang akan selalu menjadi candu dan favoritnya, yang jika tidak ada akan menjadi sesuatu yang amat sangat dirindukan oleh seorang Raya terhadap cowok jangkung bernama Ryan tersebut.

"Jadi, mau mulai cerita dari mana?" tanya Raya. Keduanya masih berdiri di dekat gerbang asrama yang sisi kanan dan kirinya ditumbuhi beberapa jenis bunga dan pepohonan hijau.

"Cerita sekalian jalan-jalan sambil makan es krim mau, nggak?"

"Mau. Mau banget!" seru Raya bersemangat. Langsung mengambil tangan Ryan untuk dia genggam. "Ayo! Aya yang nunjukin jalan dan tempat es krim langganan Aya di sini, Iyan pasti suka," lanjut gadis itu dengan sangat antusiasnya.

Ryan kembali menunjukkan senyum. Tak dapat dipungkiri, berada di dekat orang yang disayang dan cintai memang sebahagia ini.

"Sekarang, Iyan cerita satu-satu ke Aya." Raya membuka obrolan setelah keduanya membeli es krim cokelat di taman yang memang berada tak jauh dari lokasi Raya sekolah. Keduanya memilih duduk di kursi yang ada di sana.

Camaraderie | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang