"Sejak awal seharusnya kita sadar, bahwa kita hanya dipertemukan, bukan untuk dipersatukan, apalagi untuk selamanya." - Camaraderie
●●●
Berawal dari kesedihan Raya akibat ditinggal oleh orang tuanya, Ryan---sosok anak lelaki dengan sepeda hitam dan...
Udah siap untuk baca kelanjutan kisah mereka? Taburkan dulu banyak cinta untuk Camaraderie 🧚♂️🧚♀️✨
Vote dan penuhi komentar di setiap paragrafnya, Gengs🙌
Happy reading 💛
･༓☾ ☽༓･
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sebagian dari yang lain memiliki trauma tentang hujan. Namun bagiku, berdiri di bawah jutaan titik air dari langit adalah anugerah. Karena setidaknya, saat itu aku tak sedang menangis sendirian."
-Ryan Alfarellza-
"Permohonan yang kita buat dulu masih berlaku?" Raya berkata lirih.
Di depan halaman rumah, dia duduk tanpa alas di atas rumput, di bawah pohon mangga yang tak ada buahnya sejak dulu. Kepalanya tertunduk, memainkan jari-jemarinya.
Sedangkan di sebelahnya, sosok yang sejak lima belas menit itu ada hanya bergeming. Menatap lurus ke arah jalan yang sepi bersama dengan semakin menghitamnya langit sore itu.
"Kalau---"
"Sampai kapanpun, permohonan itu tetap berlaku, Ay," potong Ryan. Menoleh ke arah Raya, menatap gadis itu lewat netra hitam teduhnya.
"Tapi---"
"Ay, kamu masih takut hujan?" Untuk kedua kalinya, Ryan memotong kembali ucapan gadis itu. Menanyakan sesuatu yang selalu menjadi ketakutan Raya selama ini.
Raya mengangguk, membenarkan.
"Mau hujan-hujanan bareng?" tawar Ryan. Bersamaan dengan rintik air yang mulai berjatuhan ke bumi. Mengenai tubuh keduanya hingga tanah yang kini mereka pijaki.
Dengan bibir yang sedikit bergetar, Raya menjawab, "Tapi, Yan, aku---"
"Ay, setiap orang punya ketakutannya sendiri. Dan setiap orang juga punya kesempatan untuk lepas dari rasa takutnya itu," ungkap Ryan.
"Jadi, mau hujan-hujanan bareng?"
･༓☾ ☽༓･
Katanya, setiap orang punya rasa takutnya sendiri. Punya trauma dan cemasnya masing-masing. Namun, setiap dari mereka juga punya kesempatannya untuk keluar dari rasa takut dan sakitnya itu.
