・༓☾ 47. Pasar Malam ☽༓・

24 1 0
                                    

Hai, Camaraderie Gengs🌞🌻💛

Ketik nama Iyan dulu di sini👉

Vote dan penuhi komentar di setiap paragrafnya, Gengs🙌

Happy reading🥰
.
.
.
・༓☾ ☽༓・

"Aku nggak papa. Nggak perlu obat lagi, aku nggak akan sembuh, Njel."

"Biarin aja, seiring waktu aku pasti bakalan pergi juga. Sekarang aku cuma mau manfaatin waktu yang sedikit ini sama orang yang aku sayang. Jadi, tolong jangan halangi aku, ya, Njel?"

Angel sejak tadi hanya memandang ke arah cowok yang masih terus tertawa, bersenda gurau bersama adik dan sang bunda.

Ingatannya beberapa waktu lalu yang mengatakan agar cowok itu mau berobat, pada akhirnya ditolak mentah oleh Ryan. Kini perkataan itu terus terngiang di kepalanya, sangat mengkhawatirkan kondisi Ryan yang saat ini nampak sangat bahagia.

Cowok itu hanya ingin banyak mengukir kenangan manis di sisa waktunya yang terbatas bersama orang yang berarti dalam hidupannya.

Dia sedang menyembunyikan banyak sakit dengan tawa dan senyum manis penuh kebohongan.

Masih dengan senyum dan binar bahagia, cowok itu bersama adik perempuannya berlari kecil menuju sebuah stand bermain yang begitu banyak menyuguhkan boneka berbagai ukuran dan bentuk di pasar malam yang mereka datangi sejak beberapa menit lalu.

Ryan menatap ke arah Bintang. "Kamu mau  boneka yang mana, Bintang?" tanyanya, tangan kanannya bersiap akan melemparkan beberapa rotan berbentuk bulat yang baru saja dia dapatkan dari penjaga stand usai membayar sejumlah uang.

Bintang nampak menimbang. Kemudian tangannya menunjuk sebuah boneka, berukuran lumayan besar dan terlihat lucu. "Itu, Bang. Boneka yang bentuk bintang. Nomor 3, Bang. Bintang mau yang itu biar sama dengan nama Bintang!" serunya dengan binar semangat. Menatap abangnya penuh harap.

Ryan mengangguk. "Lihat baik-baik Abangmu ini, ya? Abang pastikan sekali lempar pasti kena, tuh, nomor boneka. Satu .... " Ryan mulai ancang-ancang, tangannya berayun. "Dua ... tigaaaaa!" lanjutnya dengan seruan semangat.

Mendadak, semua yang ada di sana memfokuskan letak lemparan rotan Ryan. Menatap penasaran. Dan ketika tahu, semuanya mendesah kecewa.

"Yah, Abang. Nggak kena itu." Kecewa Bintang. Namun sesaat, sebelum dia melanjutkan kembali ucapannya. "Lagi, Bang, itu masih empat lagi gelang rotannya. Bintang yakin kali ini pasti dapat boneka bintangnya." Anak perempuan itu masih bersemangat menginginkan boneka tersebut.

"Oke. Percobaan pertama gagal itu biasa. Kali ini pasti nggak melesat, percaya, deh!"

Dan benar, lemparan kedua hingga keempat cowok itu gagal lagi. Desahan kecewa kembali keluar dari bibir mungil Bintang.

Camaraderie | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang