Hai, Camaraderie Gengs 🌞🌻💛
Presensi dulu, kota asal kamu dari mana👉
Udah siap untuk baca kisah Camaraderie? Vote dan penuhi komentar di setiap paragrafnya, Gengs🙌
Happy reading dan semoga suka💛
.
.
.
・༓☾ ☽༓・Usai mengajukan izin beberapa hari dan menaruh surat di atas meja belajar tanpa sepengetahuan Alfi, Raya keluar dari kamar asramanya ketika teman sekamarnya itu masih terlelap. Hubungan keduanya masih seperti biasa dan berjalan baik meskipun setelah tahu mengenai perjodohan itu.
Di luar asrama, mentari bahkan belum menunjukkan wujudnya. Namun, Raya sudah pergi menggunakan ojek online pesanannya dan kini dia sudah berada di rumah sakit. Tepatnya di depan pintu ruangan berangka 99 dengan logo matahari. Tangannya kemudian terangkat, membuka pintu itu pelan, berusaha tak menimbulkan suara sedikitpun.
Dengan langkah pelan, Raya mendekat ke ranjang, tepatnya ke arah seseorang yang masih menutup mata di sana dengan beberapa alat yang menempel di beberapa bagian tubuhnya.
Diletakkannya sesuatu yang sedari tadi dia pegang di atas nakas. Sebuket bunga krisan putih untuk orang yang dia sayangi.
"Pagi, Ma."
Sapanya, mulai membuka suara dengan lirih. Takut suaranya itu menganggu istirahat sang mama.
"Maaf Aya baru datang ke sini lagi. Aya masih kecewa sama keputusan Mama."
Masih dengan nada lirih, Raya mencoba menyuarakan isi hatinya. Meskipun dia tahu, semua hanya akan percuma karena Aira nyatanya masih terlelap.
"Aya ke sini mau pamit. Aya pergi nggak lama, kok. Mama cepat sembuh, ya. Meskipun Aya masih kecewa, tapi lihat Mama sakit buat Aya sedih."
"Mama harus sehat lagi, dan semoga Mama lupain ucapan Mama beberapa waktu lalu tentang perjodohan itu."
"Aya pergi, Ma. Assalamu'alaikum," pamitnya, mengecup singkat kening Aira.
Setelahnya, gadis dengan setelan hoodie dan celana panjang serta totebag cokelat itu melangkah keluar, menutup pintu pelan tanpa suara dan pergi dari ruangan itu.
・༓☾ ☽༓・
"Aya dijodohin."
Deg
Hanya satu kalimat. Namun nyaris membuat jantung orang yang mendengarnya melompat begitu saja. Terkesan lebay, namun memang itu kenyataannya.
Tersenyum getir, orang di sebelah Raya bertanya pelan, "Sama siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie | End
Teen Fiction"Sejak awal seharusnya kita sadar, bahwa kita hanya dipertemukan, bukan untuk dipersatukan, apalagi untuk selamanya." - Camaraderie ●●● Berawal dari kesedihan Raya akibat ditinggal oleh orang tuanya, Ryan---sosok anak lelaki dengan sepeda hitam dan...