NOTE: WINE AND MIWA
"Segelas WINE yang di hidangkan, tidak akan habis jika tuanya tidak meminumnya, begitu juga dengan MIWA, kami tidak akan datang jika benalunya tidak menemui inangnya."
#Rank 1 di agen
#Rank 1 di emosional
#Rank 2 di Andrea
#Rank...
Enjoy to read all.. Aku bakalan melakukan revisi cerita secepatnya Yaa jadi tunggu aja...
. . .
☘️☘️☘️
Setelah mentari benar-benar menyinari bumi, Carin sudah terbangun dari tidurnya dan kini ia tengah menuruni tangga rumah.
"Selamat pagi nona." Sapa Margaretha.
"Pagi. Apakah tuan Andrea sudah pulang?"
"Belum nona." Tersenyum.
"Baiklah. Aku ingin menelusuri tempat ini, apakah boleh?" Tanya Carin.
"Tentu nona mari saya temankan." Menunduk hormat.
Setelah cukup lama mengelilingi Mansion ia merasa sangat lelah. Bagaimana tidak rumah itu sangatlah besar untuk dia telusuri.
"Rumah ini sangat besar. penghuninya juga banyak, tapi di sayangkan sekali aku tidak bisa berkomunikasi dengan mereka." Carin tersenyum sambil berjalan melihat interior rumah, lalu melihat Margaretha.
"Untuk saat ini aku nyaman, kalau di tanya apakah aku akan betah kedepannya? Aku tidak tau." Melihat Margaret menghentikan langkahnya, setelah sampai di paviliun.
"Margaret? I want asking something with you, apakah ada perempuan lain sebelum aku tinggal disini?" Ujarnya sebenarnya terbesit di dalam hati dia sangat takut menanya hal ini, Karna Carin belum genap satu Minggu tinggal disini.
"Tidak nona, This is the first time, tuan membawa wanita ke Mansion. Selain pekerja yang ada disini nona!" Melihat Carin senyum lalu menunduk.
"What do you mean?" Carin mengerutkan keningnya melihat kepala pelayan.
"Rumah ini hanya ditinggali tuan Andrea seorang diri nona, tidak ada satupun wanita yang pernah menetap disini selain pelayan." Jelasnya.
"Benarkah? Kalau begitu, apakah tuan Andrea mempunyai wanita lain selain saya?" Tanya Carin penasaran sambil minum.
"Sepertinya nona. Sepengetahuan saya, tuan memiliki seorang wanita juga di rumahnya yang lain, tetapi saya pun tidak tau pasti kebenarannya nona." Menjelaskan dengan jujur.
"Siapa nama wanita itu?" Tanya Carin sambil memakan cake.
"Nona Elga, nona." Menunduk.
"Good news, jadi bisa di katakan tuan Andrea menjadikan rumah ini tempat dia menetap?"
"Bisa di katakan begitu nona. Silahkan di nikmati dessertnya nona." Kata pelayan senyum setelah menyajikan makanan, dan buah dibatas meja.
"Yah terima kasih." Senyum meminum air putih lalu memakan cake. "Aku ingin sekali pergi ke kebun buah. Apakah aku bisa mendapatkan kesempatan kali ini?" Tanya Carin memakan cake.
"Tentu nona, tapi kita tidak ke kebun." Jawabnya
"Lalu? Kemana?" Tanyanya heran.
"Mari ikuti saya nona, tempatnya tak jauh dari sini." Senyum
Setelah perbincangan kecil tersebut, tidak ada yang memulai pembicaraan di antara mereka, hanya langkah kaki mereka, yang berjalan menuju perkebunan.
"Indah!!" ujar Carin, memegang sebuah keranjang, melihat pemandangan yang begitu sangat memukau. Memperlihatkan siluet gunung dari sebalik tembok pagar, dan pepohonan yang berdiri kokoh di tumbuhi dedaunan.
"Apakah ini bisa langsung di makan?" Tanya Carin kepada penjaga kebun yang tengah memetik buah anggur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lebih baik kita cuci terlebih dahulu nona." Jawab kepala pelayan.
Carin melihat Margaretha, lalu bergantian melihat sang tukang kebun yang hanya fokus memetik buah tersebut dengan menggunakan alat seperti gunting, kemudian berkata "yasudah, apakah aku boleh memetiknya?" Ungkap Carin, meletakan buah anggur di dalam keranjang.
"Sebaiknya tidak nona. Karena kotor, dan saya takut nona terluka."
"Okey." Singkatnya.
"Terima kasih untuk hari ini, aku ingin ke kamar untuk beristirahat. Kalian bisa melanjutkan pekerjaan lainnya." Melihat Margaret dan beberapa pelayan dan bodyguard yang senantiasa menunggunya, memberikan keranjang berisi buah-buahan ke salah satu di antara mereka.
"Mari saya antar nona?" Ujar Margaretha.
"Tidak usah, aku bisa sendiri lagi pula setiap sisi juga ada penjaga, jadi jangan khawatir." Katanya lalu pergi meninggalkan mereka.
"I'm fine don't worry about me." Lanjut Catharina menaiki skuter menuju rumah.
"Vern kau dimana? Laki-laki itu tidak pernah kembali lagi padaku semenjak malam itu." Ujar Carin dalam hati.
Tenang! Catharina tidak sendirian hanya saja anggotanya tidak berada di dekatnya dan lebih memilih bersembunyi.
☘️☘️☘️
"Why is she looking at the camera?" Kata Andrea melihat monitor kamera di bagian sudut mansion.
"Bagaimana dengan kondisinya sekarang?" Tanya Andrea pada tangan kanan sambil mengotak-atik komputer.
"Nona baik-baik saja tuan." Jelas tangan kanan menunduk.
"Baiklah, aku tidak menyangka ternyata dia cukup berani muncul dihadapan ku." Senyum meremehkan mengangguk melihat komputer yang menunjukkan aktivitas Carin saat ini, lewat kamera pemantau, lalu menutup berkasnya.
"Apakah dia ingin bermain-main dengan ku? Tidak apa-apa sepertinya akan menyenangkan bukan." Tertawa jahat lalu meneguk segelas wine.
Henry yang mendengarkan semua perkataan Andrea hanya bisa diam dan menunduk, yang ia tau Carin adalah orang yang sudah Andrea incar sejak lama semenjak pertemuan pertama mereka.
"Mari pulang aku ingin menemuinya." Menghabiskan minumannya lalu memasang jasnya dan jalan keluar ruangan kerja
"Baik tuan, mobil akan saya siap kan." Hormat menunduk tangan kanan.
"Kosongkan semua jadwal ku di saat weekend dan kau pantau Elga hal gila apa yang akan wanita itu lakukan, jika ia masih keluyuran lapor padaku" titah Andrea tanpa melihat Henry, dan lansuang memasuki mobil disaat sudah sampai di lobi utama kantornya.
___________
TO BE CONTINUE GUYS.. JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA YAAA.
. . .
Note: kalian bisa membayangkan semua tempat ataupun character yang kalian mau di cerita ini. Aku hanya memberikan gambarannya.