Chapter 9: Barista

759 99 66
                                    

Enjoy to read all..
Aku bakalan melakukan revisi cerita secepatnya Yaa jadi tunggu aja...

.
.
.

☘️☘️☘️

"Kenapa tidak di angakat?"

Carin melepaskan pelukannya dari Andrea dan sekarang ia tangah duduk di sebuah kursi tanpa melihat Andrea, sembari membuka botol minuman mineral.

"Tidak penting." Jawab Andrea

"Angkat saja mana tau dia membutuhkan mu." Setelahnya meneguk air hingga lega.

"Tidak ada waktu untuk mengurusinya sekarang sayang, dia tidak penting bagiku, aku sedang bersama mu karena itu, tidak ada satupun orang yang bisa menganggu waktu kita, apakah kau cemburu sayang?" Duduk di kursi samping Carin.

"Tidak penting apa penting? Jika aku cemburu kenapa? Jika tidak kenapa? Yang pasti kamu tidak direpotkan bukan." Melihat Andrea malas nada bicara serius.

"Tidak penting. Jangan marah padaku, aku tidak mau dengannya lagi." Ucap Andrea jujur sambil minum.

"Jangan bohong Andrea." Berdiri lalu meninggalkan Andrea, tetapi langkahnya terhenti di saat kaki-laki itu memegang pergelangan tangannya.

"Aku tidak bohong sayang. Aku akan meninggalkanya aku janji." Melihat Carin yang berdiri di depannya.

"Janji? Tidak akan menemuinya? Ku pegang ucapanmu." Melihat Andrea mengajukan jari kelingkingnya.

"Janji!" menautkan kelingkingnya ke jari kelingking Carin.

"Mari kita jalan-jalan keluar, bukan kah kau sudah lama tidak melihat dunia luar?" Tawarannya lalu memeluk Carin erat dan mencium puncak kepalanya sayang dan menenangkannya.

Carin tersenyum, "mau, kemana?" Menogakan kepalanya, membalas pelukan Andrea nada manja.

"Ikut saja, sana bersih-bersih dulu yah biar harum." Mengecupnya sekilas senyum.

"Baiklah." Senyum membalas kecupan Andrea.

"Pakai baju yang di sudah di siapkan nanti ya sayang." Melihat Carin masih asik dengan aktivasinya mengecup bibirnya.

"Iya." Melepaskan pelukan lalu lari-lari mengikuti tangan kanan seperti anak kecil.

☘️☘️☘️

Beberapa jam berlalu kini Andrea dan Carin sudah berada di sebuah gereja khas bangunan eropa yang terbilang cukup besar dan berhubungan langsung dengan sebuah panti asuhan.

Tempat yang memiliki perkarangan yang sangat luas, yang biasanya ditumbuhi banyak pohon -pohon, dan bunga.


"Selamat pagi tuan." Semua biarawati membungkuk hormat dan tersenyum melihat Andrea.

"Selamat pagi, bagaimana hari kalian dan anak-anak?" Melihat salah satu dari mereka menghentikan langkahnya.

"Baik tuan begitu juga dengan anak-anak" jawabnya.

"Baiklah, oh perkenalkan dia adalah kekasih saya namanya Carin dan saya akan selalu mengajaknya datang kemari jika ingin berkunjung." Melingkarkan tangannya di pinggang Carin.

MIWA AND WINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang