Diwaktu yang sama di tempat yang berbeda...
Andrea pergi meninggalkan Catharina dan Giselle bukanlah karena urusan pekerjaan melainkan menemui ibu kandung dari anak semata wayangnya.
"Akhirnya aku bisa menemui mu." Ungkap Andrea berdiri tepat di belakang Elga.
"Andrea?" Katanya kaget, ketika melihat siluet tubuh laki-laki dan langsung membalikkan tubuhnya memandangi mantan kekasihnya itu.
"Senang bisa bersembunyi dari ku?" Menaikan alisnya sebelah.
"Mau apa kau menemui ku? Haha aku tidak bersembunyi tuan. Tapi hanya menjalankan tugas." Jawabnya
"Yakin? Kau tidak akan menyesal dengan keputusan mu menganggu hidup ku?" Tanpa menurunkan tatapannya sedikitpun.
"Seharusnya kau yang harus menyesal. Mempercayai orang yang terlihat baik di depan mu, ternyata dia adalah musuhmu sendiri." Melipat kedua tangannya di antara dada dan perut.
"Maksudmu Carin?" Keheranan.
"Carin? Perempuan gila itu rupanya. Hahaha Andrea Andrea sebegitu obsesinya kau pada wanita itu? Karena dia adalah benalu, dia benalu di kehidupan kita dan company nya sendiri." Ungkap Elga menyakinkan.
"Dia hancur karena ulah rekanya sendiri. Dan kau malah bekerja sam dengannya. Aku datang kesini untuk melenyapkan mu. Bukan untuk main-main." Tantangnya.
Elga tersenyum jahat menunduk, lalu berkata, "silahkan lakukan hal semau mu, akan ku pastikan akan banyak korban yang merenggut nyawa setelah ini." Menatap Andrea muak kemudian hendak pergi.
"Hentikan langkah mu, atau salah satu peluru pelatuk ku bersarang di kepalamu." Ancam Andrea.
Elga menghentikan langkahnya dan berkata, "apakah kau tidak mendengar perkataan ku sebelumnya? Jika kau mau silahkan tuan." Jalan kembali.
"Go back to hell bitch!!!" Membalikan badan mengajukan tembak ke arah Elga.
Elga terdiam sejenak, mengeluarkan sesuatu, membalikan jasadnya menghadap Andrea melakukan hal yang sama dengan laki-laki itu, "you too!!" Lanjut wanita berambut itu, sembari menarik pelatuk senjata api yang ia pegang.
Door...
Door...Suara senjata api yang lantang itu berhasil menggema di sebuah rumah yang terbilang cukup besar tersebut. Andrea terdiam melihat orang yang pernah ia sayangi itu terkapar di lantai bersimbah darah tak berdaya.
"Selamatkan anak kita dari agensi!!Ungkapnya merintih kesakitan, hingga akhirnya pandanganya gelap.
Door...
Andrea melayangkan tembakan untuk kesekian kalinya, pada akhirnya ia menjatuhkan benda tersebut, meneteskan air mata, kemudian melihat lengan tangannya bercucuran darah.
☘️☘️☘️
"Agatha kita di bawa kemana?" Tanya Celia kepada Agatha, kedua anak itu tengah berada di dalam mobil.
"Bertemu kakek." Jawab anak laki-laki itu, "Celia duduk saja makan saja cookies nya ini sangat enak." Nada menenangkan memakan biskuit tersebut.
"Kakek? Celia tidak mempunyai kakek. Celia mau pulang, Celia mau sama bunda. Bibi? Celia ingin pulang." Pinta anak perempuan itu memegang tangan seorang wanita yang terlihat seumuran dengan Catharina.
"Jika Celia tidak nurut, ayah akan marah. Iya kita pulang. Celia duduk dulu baik-baik makan cookies coklatnya ini sangat enak." Memakannya tersenyum, memberikan ke Celia.

KAMU SEDANG MEMBACA
MIWA AND WINE [END]
RomanceNOTE: WINE AND MIWA "Segelas WINE yang di hidangkan, tidak akan habis jika tuanya tidak meminumnya, begitu juga dengan MIWA, kami tidak akan datang jika benalunya tidak menemui inangnya." #Rank 1 di agen #Rank 1 di emosional #Rank 2 di Andrea #Rank...