"Tidak sama sekali. Aku sangat menyayangimu dari pada wanita jalang itu." laki-laki itu berdiri di hadapan kekasihnya.
PLAKKK....
....
Satu tamparan berhasil melayang ke pipi Steffan. Ini adalah kali pertamanya ia mendapatkan rasa yang amat perih itu dari Ren orang yang ia sangka amat menyayangi dan penurut dengan dirinya.
"Jangan pernah menghina saudaraku seperti itu brengsek. Aku diam bukan berarti tidak tau apa yang kau lakukan selama ini. Aku merasa, kau semakin terlena dengan kekuasaan dan semua hal yang kau lakukan, sehingga kau lupa dengan dunia sekitar mu termasuk aku." Kata Ren.
"Aku tidak ada bermaksud sedikitpun untuk melupakan atau menyakiti mu Ren. You are my soul. Remember that!!"
"Tapi faktanya tidak seperti itu steff, kau datang padaku jika hanya ada maunya saja. Kau selalu menarik ulur situasi agar kau terlihat seperti peduli denganku." Jelas Ren melihat Steffan.
"Ren? I don't want to hear that from your mouth again." Jawab Steffan heran mengerutkan keningnya.
"Why? Is this really true? You know? Mau sampai kapan kau seperti ini?" Bantah Ren tidak terima.
"Ren? Sayang? Hei-hei Listen to me," Kata Steffan sembari memegang wajah Ren dengan kedua tangannya. Taklupa mengelus pipi pujaan hatinya itu dengan amat lembut, "Aku melakukan ini karena hanya untuk menenangkan diri. Kamu tau kita memiliki banyak masalah sekarang. Ada banyak hal yang tidak kita selesaikan sampai saat ini." Lanjut Steffan dengan tatapan meyakinkan.
"Iya memang benar adanya. But why? Kenapa harus Catharina sebagai pelarianmu?" Tanyanya dengan suara bergetar ingin menangis.
"Berarti kamu mau aku melakukan hal ini dengan orang lain?" Mengelus pipi Ren dengan lembut.
"No, you are mine." Kata Ren dengan tatapan hangat.
"Of course me too. Listen? Catharina adalah tanggung jawab ku dan kita semua yang ada di sini. Semua hal yang kamu lihat itu hanya mainan semata tidak lebih. Kamu tau? Aku tidak pernah melakukannya lagi. Sayang percaya sama aku!" Mengenggam tangan Ren lalu menciumnya dengan penuh kasih sayang.
"Oke aku minta maaf. Kau harus janji padaku jangan lakukan hal bodoh itu lagi. Belakangan ini hormon ku tidak stabil. Ya sudah, lanjutkan pekerjaanmu!" Ren melepaskan genggaman tangan Steffa dan hendak pergi.
"Yah aku janji. Tapi Kamu melupakan sesuatu?" Ujar Steffan tersenyum manis.
"Haha." Ren tertawa kecil, tak lupa memperlihatkan senyumannya yang amat manis. "Oke!!" Ren lansuang memeluk Steffan dan mengecup bibir laki-laki itu.
Steffan membalas lumatan kecil itu cukup lama hingga Ren terduduk di atas meja yang berada tak jauh dari mereka berdiri, lumatan itu semakin meresap dan menyatu dalam dekapan yang begitu hangat.
"Upssss!!! Aku tidak melihat." Seseorang perempuan masuk kedalam ruangan kedua insan yang tengah kasmaran itu berada, tak lupa menutup mata dengan jemarinya.
Steffan menghentikan aktivitasnya, hanya helaaan nafas berat yang bisa ia keluarkan. "Apakah kau bisa tidak menganggu kami sebentar? Open your eyes." Lanjut Steffan dengan tatapan setajam elang ke wanita tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/334156785-288-k312210.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MIWA AND WINE [END]
RomanceNOTE: WINE AND MIWA "Segelas WINE yang di hidangkan, tidak akan habis jika tuanya tidak meminumnya, begitu juga dengan MIWA, kami tidak akan datang jika benalunya tidak menemui inangnya." #Rank 1 di agen #Rank 1 di emosional #Rank 2 di Andrea #Rank...