Seorang laki-laki bertubuh jangkung kini berada di balkon, tengah melihat bayi kecil yang sangat mungil berbaring di ranjangnya, terukir senyum yang begitu indah dari wajah laki-laki tersebut, bila melihat indra penglihatan anak gadisnya itu menyerap cahaya masuk ke retinanya, dengan bibir menjulur, dan memainkan tangannya kesana kemarin. Ia mengelus lembut pipi putrinya dengan sentuhan amat lembut di bawah sinar matahari pagi yang begitu cerah.
"Permisi tuan, waktunya nona Celia mandi, dan selama nona di urus pengasuh tuan bisa sarapan dahulu, karena nona Carin sudah berada di dining table." Ujar tangan kanan berdiri di samping Andrea.
"Baiklah terima kasih. Bye sayang jangan nakal," mencium Celia dengan lembut, lalu berdiri. "Jalankan tugasmu dengan baik." Melihat pengasuh bicara nada dingin dan pergi meninggalkan ruangan.
"Baik tuan." membungkuk hormat lalu melihat Andrea.
☘️☘️☘️
"Morning! Apakah tidurmu nyenyak dan mimpi indah?" sesampainya di meja makan, mencium puncak kepala Carin, lalu mengecupnya sekilas dan duduk di kursi.
"Morning! Yah begitulah." Senyum membalas kecupan Andrea, lalu mengoleskan batter pada roti.
"Kau mau kemana hari ini?" Meminum beberapa teguk air putih.
"Mau ke dokter untuk chek up kesehatan mental dan melihat kondisi pasca operasi kemarin!" meletakan roti yang sudah di berikan slai ke piring Andrea.
"Baiklah. Jangan kabur lagi walaupun kau kuberikan kebebasan." Nada bicara Andrea yang tadinya hangat kini berubah menjadi dingin, tanpa melihat Carin sembari menyantap roti.
Carin yang melihat perubahan sikap Andrea hanya bisa mengangguk paham.
☘️☘️☘️
Setelah menyelesaikan breakfast Carin memutuskan untuk lansung pergi kerumah sakit untuk melakukan pengecekan terhadap kondisinya bersama tangan kanan.
Ia bersyukur kondisinya baik-baik saja, dan ia sangat bersyukur kalau ia tidak meminum obat penenang secara rutin lagi, tetapi ia hanya minum obat jika di perlukan saja.
"Henry aku ingin membeli sesuatu mari ke restoran Fast food."
Dalam mobil."Baik nona kita Drive thru ya nona." Melihat Carin.
"Yah, I want to ask you about something?" melihat Henry.
"What is it miss?" Melihat Carin.
"Apakah Andrea bisa mengetahui semua aktivitas ku?" Tanya Carin.
"Sebelumnya izin menjawab nona, yah itu benar. Nona sudah tunggu sejak lama oleh tuan." Melihat Carin.
"Terus?"
"MIWA? Tempat nona bekerja menjadi penghalang tuan enggan untuk merebut nona dari mereka." Kata Henry menunduk.
Tertawa kecil, lalu melihat kejalan, "I see, one more, aku hanya ingin barang-barang ku kembali saja. Apakah semua ada padamu?" Melihat tangan kanan.
Henry menggeleng "tidak nona. Semuanya ada pada tuan Andrea." melihat Carin.
"Okay terima kasih." Mengangguk.
![](https://img.wattpad.com/cover/334156785-288-k312210.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MIWA AND WINE [END]
RomanceNOTE: WINE AND MIWA "Segelas WINE yang di hidangkan, tidak akan habis jika tuanya tidak meminumnya, begitu juga dengan MIWA, kami tidak akan datang jika benalunya tidak menemui inangnya." #Rank 1 di agen #Rank 1 di emosional #Rank 2 di Andrea #Rank...