Rumit II

498 53 7
                                    

Seperti layang-layang yang terbang terbawa angin, new seperti tidak punya kuasa untuk dirinya sendiri. Di sisi lain otaknya menggertak bahwa apa yang dikatakan bright benar, ia mau tidak mau harus menurunkan layang-layang itu. Tapi di sisi lainnya hatinya justru menangis memohon untuk tidak menurunkan layang-layang yang sudah ia terbangkan. Lalu harus bagaimana menjadi seorang new? Melepaskan yang sebelumnya tidak pernah ia genggam atau tetap pada perasaan semunya terhadap fatamorgana yang kak tay berikan?

"Weitss perkara layangan doang udah tegang banget"
Gunsmile yang berdiri diantara bright dan tay sudah bergerak gelisah, masalahnya dua orang yang ada di sisi kanan dan kirinya sama-sama punya aura intimidatif banget.

"Apa tuh yang tegang bang?"
Bright tiba-tiba nyeletuk yang justru membuat bang guns siap memukul kepalanya pake centong nasi.

"Lah si bocah"
Baru saja bang guns akan memukul kepala bright sudah dicegah oleh gun. Soalnya centong nasi yang bang guns pakai untuk memukul bright itu centong nasi miliknya.

Semua orang yang semula tegang kini mulai bergurau seperti sedia kala. Tapi new masih bisa menangkap lirikan mata was-was dari kak arm yang menatap bright dan tay secara bergantian. Pun dengan ekspresi dari tay yang sepertinya masih menyimpan sejuta pertanyaan untuknya dan bright.

"Ndutt"
New yang semula hendak beranjak ke kamar menoleh ke bright.

"Apa?"
"Butuh layang-layang baru gak?"
Oh.

"Gak tau, liat besok aja kalo ujan ya gak jadi"
Final, new beranjak hendak ke kamarnya.

"New kalo ujan mah masih bisa dipake besok-besoknya"
Kalo ini suara bang guns, emang kakak adek banget deh sohib teknik kosan papa jack. Bright yang didukung bang guns langsung tos-tosan.

"Tay, mau ke belakang ga?"
Semua orang (gunsmile, bright, krist, gun dan kak tay) yang ada di dapur menoleh ke kak arm. Setelahnya mereka ngobrol ngalor ngidul lagi setelah benar-benar memastikan kak arm dan kak tay menuju halaman belakang.

"Lo penasaran gak?"
Krist menyenggol lengan gun pelan.

"Apa?"
Asli gun ga denger soalnya krist ngomongnya bisik-bisik.

"Menurut lo kak tay sama kak arm ngobrolin apa?"
Gun mengangguk, kalo dari jarak sedekat ini (beberapa senti) dia mengerti apa yang dibisikkan oleh krist.

"Gatau, gue kepo deh"
"Ya sama"
"Kalo nguping dosa gak sih?"

"HEH krucil"
Baik gun dan krist kaget dengan bentakan bang guns dan tatapan selidik dari bright yang kepo.

"Ngobrolin apa lo bedua sampe kudu bisik-bisik?"
Kan, bang guns tuh gitu-gitu kepoan.

"Kepo banget abang, dah ah"
"Lah"

Belum sempat krist dan gun melangkah naik ke lantai dua, pintu utama kosan mereka dibuka. Gun mendadak mematung melihat kak off yang selama ini tiba-tiba menghilang mendadak muncul dan itu pun di kosannya.

"Weh bang, long time no see"
Baik bright dan guns tos ke off, maklum lah ya sobat tongkrongan mereka.

"Lo darimana aja bang? Dah lama juga ye lo kagak pernah kesini"
"Nape? Kangen lo?"
Off hanya tertawa ketika melihat ekspresi gunsmile yang seprti orang sakit perut.

"Arm sama tay kemana? Ada tay kan? Gue liat ada mobilnya didepan"
"Di halaman belakang"
Off mengangguk dan menuju ke arah pintu belakang, melewati gun begitu saja yang mati-matian menahan nafas ketika parfum yang dipakai kak off melewati indra Penciumnannya.

"Naksir lu cil?"
Gun mendelik, bright nih tauan aja

"Sotoy lo"
Dan gun meninggalkan bright yang menampilkan ekspresi cekikan.

Origami | TayNewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang