Follow ig Afa @wattpadsyafaazz
"Ngapain ke pasar malam?" tanya Ajeng.
"Ya biar lu ga judes lagi lah!" omel Ellard.
"Heumm keknya gue ikut aja deh, gue udah kangen banget sama pasar malam" gumam Ajeng.
"O-oke gue ikut, tapi ntar pulang dari pasar malam gue judes lagi!" ucap Ajeng dengan santainya.
"BINI GA TAU DIUNTUNG!" omel Ellard sambil akan melemparkan bantalan sofa ke Ajeng.
Ajeng yang akan dilempar Ellard langsung mengambil gulingnya dan berdiri di kasur untuk bersiap-siap perang dengan Ellard.
Namun sebelum perang dimulai, tiba-tiba Camilla membuka pintu kamar mereka dan mereka berdua langsung kalang kabut.
Ceklek
"E-eh waduh bantal sofa ini kenapa ga empuk ya?" kaget Ellard sambil berlagak memukul bantalan sofanya.
"S-s-sama kek guling ini, mau dipeluk kok malah g-ga nyaman" kaget Ajeng sambil duduk di kasurnya dan mengelus gulingnya.
Camilla melihat kepura-puraan Ellard dan Ajeng, kemudian ia meninggalkan kamar mereka karena merasa telah mengganggu Ellard dan Ajeng.
"Loh kenapa pergi La?" panggil Ajeng saat Camilla akan menutup pintunya.
"Maaf telah mengganggu ritual malam kalian, aku akan menunggu di bawah" ucap Camilla dengan wajah datar.
"Buset ritual malam ga tuh?" gumam Ellard.
"O-o-oke" jawab Ajeng.
Camilla turun ke bawah dan Ajeng mengganti bajunya sesuai dengan dress pilihan Ellard.
Ketika di mobil, Ajeng terus membahas keseruan di pasar malam meskipun Camilla hanya menjawabnya dengan deheman atau bahkan diam saja.
"Pokoknya seru banget naik bianglala La!" heboh Ajeng.
"Seru? Lu bilang seru?!,"
"Gue baru denger ocehan lu tentang wahana pasar malam aja udah ngerasa merinding apalagi gue sekarang harus ke pasar malamnya langsung?!,"
"Kalo aja ga demi Ajeng sama Camilla mah ogah gue dateng ke pasar malam hihhh" begitulah gumaman Ellard yang takut akan wahana pasar malam.
Sejak kecil Ellard takut menaiki semua wahana di pasar malam yang tinggi. Melihat wahana-wahana tersebut saja sudah membuatnya merinding apalagi nanti ia harus menaiki semua wahana itu bersama Ajeng dan Camilla.
Sesampainya di pasar malam, Ajeng langsung girang dan teringat masa kecilnya.
"Semoga gue ga ngompol!" gumam Ellard dengan kaki yang bergetar ketakutan.
"Akhirnya gue dateng ke tempat favorit gue dan nenek, gue jadi kangen nenek..." gumam Ajeng.
"Jadi ini yang namanya pasar malam? Lagi-lagi aku melihat keindahan dunia luar berkat ayah dan bunda" gumam Camilla.
"Mau naik yang mana dulu nih?" tanya Ajeng sambil berjalan dengan Ellard dan Camilla.
"Mau pulang aja arghhh" gerutu Ellard.
Camilla menunjuk tangannya ke arah komidi putar dengan unicorn yang sangat lucu.
"Oke let's go!" ucap Ajeng.
Ellard terpaksa ikut naik bersama mereka agar mereka tak curiga bahwa Ellard takut dengan semua wahana di pasar malam.
"Males banget muter-muter disini, rasanya kek lagi melayang dan jadi hantu busettt. Boleh lompat dari sini ga sih?!" gumam Ellard sambil memegang erat-erat tiang komidi putar yang dinaikinya.
Ajeng berteriak gembira dan Camilla sangat nyaman berputar-putar di komidi putar.
Setelah menaiki komidi putar, Ajeng mengajak Camilla membeli jajanan yang wajib dibeli ketika datang ke pasar malam. Yaitu, arum manis.
"Apa ini?" tanya Camilla saat menerima arum manis berbentuk doraemon.
"Ini namanya arum manis, rasanya manis banget dan teksturnya kek awan La" ucap Ajeng.
Camilla mencicipi arum manisnya dan ia suka dengan rasanya. "Setidaknya ini bisa sedikit mempermanis hidupku" gumam Camilla.
"Seru kan tempat ini La?" tanya Ajeng. Camilla mengangguk dan tersenyum.
"Yeayyy dia senyum!" gumam Ajeng.
"SERU GUNDULMU!" gumam Ellard.
Setelah mencicipi aneka jajanan disana, mereka memilih wahana lagi untuk mereka naiki bersama.
Camilla menunjuk ke wahana kapal besar yang disebut kora-kora. Lagi-lagi jantung Ellard berdetak kencang saat menaiki wahana tersebut bersama Ajeng dan Camilla.
Baru saja kapal berayun, Ellard langsung memejamkan matanya sambil terus mengumpat dalam hatinya.
"KURANG AJAR WAHANA INI BIKIN GUE TEROMBANG-AMBING PADAHAL LAGI GA ADA OMBAK,"
"MENDING NAIK KAPAL YANG BERLAYAR TENANG DI LAUT AJA DARI PADA NAIK KAPAL INI MALAH RASANYA GUE KEK OTW DILEMPARIN KE BULAN!,"
"BISA NGAYUN PELAN DIKIT GA SIH GOBLOK!" begitulah umpatan-umpatan indah Ellard dalam hatinya sambil memasang wajah takutnya.
"SERU BANGET!!!" teriak Ajeng yang duduk bersama Camilla.
Setelah menaiki kora-kora, kini Ajeng mengajak Camilla dan Ellard untuk pergi ke rumah hantu.
"Ga takut kan La?" tanya Ajeng. Camilla menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya.
"Iya kita ga takut, pasti yang takut dia haha" cibir Ajeng sambil menoleh ke Ellard dengan wajah songongnya.
"Gue tiap hari sama hantu kek lu ga takut tuh" ejek Ellard. Ajeng langsung menginjak kaki Ellard.
"Akhh!" ringis Ellard.
Ketika memasuki rumah hantu, Ellard berjalan dengan kaki yang terus bergetar ketakutan.
"L-l-lu ga boleh takut sama wahana rumah hantu El, hantu-hantu disini kan palsu kek keluarga lu" gumam Ellard.
"EH GOBLOK!" teriak Ellard saat pocong mengagetinya dan Ellard langsung berlari ketakutan.
"Dih katanya ga takut" cibir Ajeng.
Ketika Camilla melihat hantu-hantu di dalam rumah hantu, tiba-tiba ia menemukan seseorang yang ia benci menyamar sebagai hantu di dalam sebuah jendela dan ia membawa tulisan yang bertuliskan "kini aku tidak bermain-main dengan Ellard".
Camilla langsung mengejar Ellard yang berlari mendahuluinya dan Ajeng untuk memastikan Ellard baik-baik saja.
"Eh tunggu La!" teriak Ajeng.
Camilla segera mengajak Ellard dan Ajeng untuk keluar dari rumah hantu dan menjauh dari orang yang ia benci .
Kemudian Camilla mengajak mereka menaiki bianglala karena ia berpikir jika mereka bertiga berada di ketinggian, maka orang yang ia benci tidak akan bisa menyakiti Ellard.
"MAMPUS DEH NAIK BIANGLALA" gumam Ellard.
Namun saat di atas ketinggian, ketakutan Camilla terjadi. Seseorang yang ia benci malah mengikutinya di bianglala dan akan meluncurkan senjatanya pada Ellard.
Disinilah kebarbaran dan ketegangan mereka dimulai.
Kepo aksi barbar mereka? Baca part selanjutnya yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa see youuuuuuuuuu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASUTRI BARBAR [End]
Fiksi RemajaIsinya ya kebarbaran Ellard dan Ajeng yang terpaksa menikah dan mengadopsi Camilla, si anak berusia 8 tahun yang dicurigai polisi sebagai psikopat dan pembunuh orang tuanya. Ellard dan Ajeng harus menjadi orang tua angkat Camilla dan mengungkap kas...