Bercerita tentang seorang anak bungsu yang yang memiliki masa lalu yang kelam dimana dahulu pada saat dia masih kecil, dia selalu menyaksikan sebuah pertengkaran dalam keluarganya. Disamping itu, dia bersyukur karena memiliki 4 kakak dan seorang ibu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Irene yang siang ini sudah berada di kantor terkejut dengan berita yang ditayangkan di televisi nya. Dia memperhatikan dengan teliti berita tersebut sampai dengan beres. Dia sangat kenal betul dengan kedua orang yang muncul di berita tersebut, tanpa sadar irene sudah mengepalkan tangannya.
"Kenapa kau kembali appa, hidup kami sudah tenang tanpamu" ucap irene pelan.
Setelah berita tentang ayahnya selesai, irene segera mematikan tv tersebut dan melempar remot yang sedari tadi dia pegang ke sofa.
Tok tok tok
Klek
"Permisi sajangnim, ada nona lisa ingin menemuimu" ucap sekertaris irene.
Irene menghela nafasnya, kenapa waktunya sangat tidak pas sekali "Biarkan dia masuk, tolong siapkan susu coklat dingin untuknya".
"Baik sajangnim" sekertaris irene pun keluar dari ruangan irene dan masuklah lisa ke dalam ruangan irene masih lengkap dengan masker dan bucket hat celine favoritnya.
"Siang irene eonni, maaf tidak memberitaumu terlebih dahulu kalau aku ingin mampir kesini" ucap lisa sambil melepas maskernya.
"Tidak apa, kau bisa kesini kapanpun kau mau lili" irene menampilkan senyum lembutnya walau hatinya masih kesal dengan berita tadi.
Lisa duduk di sofa lalu menyalakan tv di ruangan irene yang masih menampilkan berita tentang ayahnya, sedari tadi pagi memang ayahnya sedang menjadi topik hangat di negaranya.
"Matikan saja lisaya" ucap irene.
"Aku bertemu denganya kemarin eonni" lisa berucap sambil menatap lurus ke arah televisi.
"Itu alasanku kenapa aku pulang malam kemarin" lanjutnya.
"Kau tidak apa - apa ?" Tanya irene khawatir.
"Aku tidak apa-apa eonni , kemarin aku bertemu dengannya saat sedang berada di mall. Aku melihatnya bersama aunty tiff dan mereka sepertinya mempunyai anak seumuran denganku dan satu lagi di bawahku, entah itu anaknya atau diapa aku tidak tau"
"Sehabis itu aku pergi ke sungai han sampai malam untuk menenangkan pikiran ku, akupun sengaja mematikan ponselku agar tidak ada yang mengganggu. Pria itu melihat ku juga kemarin" tambah lisa.
"Kenapa tidak menelpon eonni ?" Irene merasa bersalah kemarin karena dia terlalu sibuk.
"Aku tidak ingin mengganggu waktu kalian terlebih jika aku memberitahu kalian kemarin, rosie ataupun jenni eonni pasti akan marah jika aku membahasnya" jawab lisa.
"Maaf lisaya" irene duduk di sebelah lisa dan menidurkan kepalanya di bahu adiknya.
Lisa mengangguk lalu menggenggam tangan kakaknya yang dia rasa sangat dingin itu.
• • •
Bruk
"Kau sudah melihat beritanya eonni ? " rose membuka pintu ruangan jennie dengan sedikit kasar sambil menunjukan sebuah berita di ponselnya.
