Lisa memandanga keluar jendela melihat kumpulan awan-awan diluar sana yang berwarna putih bersih seperti kapas. Jika sudah melihat awan seperti ini, lisa menjadi teringat pada ibu kandungnya yaitu seohyun.
"Seohyun eomma, aku sedih karena jisoonie sedang sakit. Dia kesakitan karena aku eomma, mianhae lisa tidak bisa menjadi anak yang baik"
"Jisoo eonni membutuhkan donor paru-paru dengan segera eomma. Kemarin aku mencoba mengecek kecocokan paru-paruku dengan jisoonie secara diam-diam eomma dan hanya dokter song yang mengetahuinya".
Lisa meremas tanganya sendiri untuk menanhan tangisanya "Aku harus bertanggung jawab bukan eomma ? Jika paru-paruku cocok, aku akan memberikanya pada jisoonie. Aku rindu padamu seohyun eomma dan aku ingin bertemu denganmu, aku tidak kuat tinggal disini terlebih jika hanya sendirian".
"Tunggu aku eomma, aku akan menemuimu nanti jika urusanku sudah selesai" lisa menutup jendela pesawat tersebut setelah dia menyelesaikan monolognya.
Lisa membuka tasnya dan mengambil ponselnya, dia menatap foto wallpaper ponselnya yang menampilkan foto keluarganya. Lisa tersenyum sembari mengelus foto tersebut.
"Letha eomma, aku sudah tidak marah padamu. Aku hanya sengaja mendiamkan dan mengabaikanmu agar kau terbiasa jika nanti aku sudah tidak ada eomma. Aku tidak ingin membuatmu merasa kehilangan yang berlebihan" ucap lisa sambil mengelus liontin pemberian letha saat dia masih kecil.
• • •
Lisa tiba di apartement yang telah jisoo belikan untuk mereka berdua, dia menelusuri setiap sudut apartement tersebut. Jisoo memang benar-benar mengerti dirinya, apartement ini sangatlah mirip dengan apartement miliknya di korea, bahkan walk in closet dikamar lisa sudah penuh dengan pakaian-pakaian baru untuknya.
Dia tidak menyangka jika kakak keduanya itu sudah mempersiapkan semuanya dengan baik bahkan saat sampai di loby apartement tadi receptionis memberikan lisa sebuah kunci mobil yang sudah terparkir di basement apartement.
Di setiap ruangan disana juga terdapat beberapa foto mereka saat bersama-sama, lisa menghapus air matanya karena terlalu kagum dengan apa yang dilakukan jisoo dalam waktu cepat.
Saat dia akan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, tiba-tiba ponselnya berdering dan lisa segera mengangkat panggilan suara tersebut.
"Halo eonni" lisa mengangkat panggilan dari rose.
"Lisaya apa kau sudah sampai ?" Ucap rose memastikan jika adiknya sudah sampai dengan selamat.
"Nee, aku sudah di apartement eonni. Ada apa ?"
"Syukurlah jika kau sudah sampai, aku ingin memberitau mu jika jisoonie sudah sadar dan sekarang dia sudah di pindahkan ke ruang rawat inap biasa"
Ucapan rose membuatnya sangat bersyukur kepada tuhan karena doa nya akhirnya terkabul, tapi dia juga merasa sedih karena dia tidak dapat melihat kakaknya secara langsung.
"Syukurlah eonni aku sangat senang mendengar kabarnya" ucap lisa sambil menangis karena saking bahagianya.
"Tapi lisaya" ucapan rose yang menggantung membuat hatinya menjadi tidak tenang.
"Waeyo eonni ? Apa terjadi sesuatu ?"
"Jisoonie terus menanyakan mu lisa dan dia juga terus saja menangis sampai membuatnya sering kali sesak nafas, aku takut lisaya terlebih dokter memberitahu kita tentang apa yang terjadi di dalam tubuh jisoo eonni" lisa dapat mendengar suara isakan disana, kakaknya menangis karena ketakutan akan kehilangan jisoo. Ini semua karena salahnya yang membuat jisoo kesakitan dan membuat rose dan yang lainya menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Older
General FictionBercerita tentang seorang anak bungsu yang yang memiliki masa lalu yang kelam dimana dahulu pada saat dia masih kecil, dia selalu menyaksikan sebuah pertengkaran dalam keluarganya. Disamping itu, dia bersyukur karena memiliki 4 kakak dan seorang ibu...