Karena wendy dan krystal menginap di kediaman letha, irene mengusulkan mereka untuk tidur di kamarnya karena jika di kamar tamu takutnya mereka kurang nyaman. Irene sendiri memutuskan untuk tidur bersama dengan lisa.
Dia sedang menatap adiknya yang fokus dengan laptopnya, entah sedang mengerjakan apa irene pun tidak paham saat melihatnya. Waktu sudah menunjukan pukul 12 malam dan adiknya itu belum saja selesai menatap layar kotak di depanya.
"Lisaya tidurlah, ini sudah tengah malam"
"Wait 5 minutes eonni"
Irene hanya mengangguk dan menunggu lisa yang sedang membereskan barang-barang di meja belajarnya. Setelah selesai, lisa pun segera menaiki tempat tidurnya dan merebahkan dirinya di samping irene.
"Kajja mataku sudah lelah" lisa memeluk tubuh irene, dia selalu seperti itu jika salah satu kakaknya tidur bersamanya.
"Hubunganmu dengan rose belum ada kemajuan lisa ?" Irene membalas pelukan lisa dan mengelus punggung nya.
"Kau dapat lihat sendiri eonni, bahkan aku pernah menyapanya tapi dia tetap menghiraukanku. Aku sudah tidak tau harus bagaimana lagi, sesalah itu aku di matanya"
"Sejujurnya aku tidak suka dengan keberadaan yeri yang sangat sering menginap disini, ditambah dia kadang suka seenaknya, dia tidak sadar jika dirinya itu siapa. Krystal saja yang baru pertama bertemu dengan dia sudah tidak suka" ucap irene.
"Sejujurnya aku sudah tidak peduli dan tidak menganggapnya ada eonni, jika kau tau kejadian di ruang studio itu dia sengaja memanas-manasiku soal rose eonni. Bahkan dia memanggilku eonni hanya di depan kalian saja" lisa kembali mengingat pertengkaranya dengan yeri waktu lalu.
"Akan ku padatkan jadwalnya" putus irene.
"Iren eonni" panggil lisa pesan.
"Wae ?"
"Masa depan itu tepat berada di hadapan kita bukan ? Mungkin cepat atau lambat kau, jisooni, jennie eonni bahkan rosie akan menikah. Aku hanya takut jika kalian meninggalkanku suatu saat nanti, tapi hal itu pasti jika kalian sudah memiliki keluarga sendiri, tapi mungkin aku belum siap soal itu. Jika kalian sudah menikah nanti mungkin yang tersisa hanya aku dan eomma, aku harap nanti kalian tidak melupakan kita" ucap lisa yang entah kenapa tiba-tiba mengucapkan hal tersebut.
"Kau harus tau lili jika kami sudah berkeluarga nanti, kami tidak akan melupakan mu bahkan eomma kalian itu tempat kami pulang. Bahkan sepertinya aku akan membeli rumah sebelah jika aku sudah memiliki keluarga nanti hahaha" irene menjawab pertanyaan adiknya dengan sedikit candaan.
Lisa semakin mengeratkan pelukanya pada tubuh irene, dia mendongat menatap wajah cantik kakaknya " Tapi gimana kalau nanti malah aku yang meninggalkan kalian duluan ?"
"Memangnya kau ini mau kemana anak ayam ? Mau mencari induknya huh ?" Irene menarik hidung lisa pelan karena gemas melihat tatapan adiknya.
"Ya aku tidak tau eonni tapi bagaimana jika itu nyata ? Aku yang meninggalkan kalian duluan"
"Percayalah siapapun yang meninggalkan duluan, kita akan kembali bersatu lagi dimanapun kita berada nantinya lisaya"
"Aku sangat menyayangimu eonni" lisa mengecup pipi irene.
"Maaf jika aku nantinya akan meninggalkan kalian duluan, sesuai perkataanmu aku percaya kita akan berkumpul lagi nanti" lanjut lisa dalam hatinya.
"Aku lebih menyayangi dirimu dibanding diriku sendiri lili" irene mengecup puncak kepala lisa dengan penuh kelembutan.
• • •
KAMU SEDANG MEMBACA
The Older
General FictionBercerita tentang seorang anak bungsu yang yang memiliki masa lalu yang kelam dimana dahulu pada saat dia masih kecil, dia selalu menyaksikan sebuah pertengkaran dalam keluarganya. Disamping itu, dia bersyukur karena memiliki 4 kakak dan seorang ibu...