22

3.1K 348 34
                                    

Rose masih sibuk dengan pemikiranya sendiri, setelah sampai rumah dia memilih untuk langsung masuk ke dalam kamarnya bahkan tidak mengikuti makan malam.

Klek

Dia dapat mendengar jika pintu kamarnya terbuka tapi dia enggan untuk membalikan tubuhnya. Rose dapat merasakan ada dekapan di tubuhnya, dia sudah dapat menebak siapa yang memeluknya dari belakang itu karena dia tau betul wangi orang tersebut.

"Kau tidak perlu memikirkan masalah yang tidak penting seperti ini, yang terpenting kau sudah tau faktanya seperti apa, fokuslah pada tour mu chaeng. Aku sudah berbicara pada team mu jika pembukaan tour mu nanti disini akan dibuat sangat mewah. Ini impianmu sejak dulu maka maksimalkanlah"

"Aku hanya masih tidak menyangka eonni, bahkan aku pernah membela dia yang ternyata anak dari kedua orang yang ku benci di banding adik kandungku sendiri" rose mulai mengeluarkan air mata yang sedari tadi dia tahan.

"Aku semakin merasa bersalah kepada lisa"

Rose membalikan tubuhnya dan memeluk tubuh kakak sulungnya itu, dia menumpahkan semuanya dengan menangis di dalam dekapan tubuh irene.

Irene mengelus surai rambut rose "Tidak apa-apa adikmu itu sudah memaafkanmu juga kan, asal jangan di ulangi lagi dengarkan dulu penjelasan keduanya baru kau bisa menyimpulkan"

Rose mengangguk mendengar perkataan irene, kakaknya itupun menghapus air mata di pipinya. Rose menatap wajah irene "Orang itu tidak melakukan apa-apa kepada kalian kan eonni ?".

"Dia hanya menyakiti hati lisa dan itu membuatku sakit juga terlebih saat pulang tadi lisa hanya diam saja dan sempat menangis di mobil"

"Dia mengatakan apa ?"

"Dia mengatakan jika dia tidak mau mengakui lisa sebagai anaknya, dan mengatakan lisa adalah anak yang penyakitan" ucap irene memberitau kejadian tadi di kantornya.

"Brengsek aku semakin membencinya eonni" umpat rose.

Irene yang melihat dan mendengar umpatan rose yang sangat lancar itu di depanya sempat merasa kesal, dia menyentul dahi rose dengan jarinya.

"Mulutmu itu kenala 11-12 dengan jennie sih".

Rose hanya terkekeh melihat reaksi dari kakak sulungnya itu, dia memang sering mengumpat kasar terutama jika sedang bersama jisoo, jennie dan lisa. Jika mereka sedang bersama irene, mereka harus bersikap baik dan tidak boleh mengekuarkan kata-kata kasar.

• • •

Malam hari telah tiba semua orang sudah masuk ke dalam alam mimpinya masing-masing kecuali jisoo yang sedari tadi mencoba untuk tidur tapi tidak bisa. Dia baru saja menyelesaikan panggilan telfon dari managernya, jisoo sangat ingin sekali menemui adiknya setelah mendengar cerita dari irene tapi sayangnya managernya lebih dahulu menyita waktunya.

Jisoo memutuskan untuk mengambil air di bawah karena merasa tenggorokanya sangat kering, dia berjalan ke menuju dapur sendirian di tengah malam seperti ini. Saat dia melewati kamar ibunya yang pintunya sedikit terbuka, dia dapat mendengar jika ibunya tersebut sedang mengobrol dengan seseorang.

Jisoo semakin penasaran lalu dia sedikit mengintip dan melihat ada lisa disana, tanganya yang akan mengetuk pintu dia urungkan ketika mendengar adiknya berbicara sambil menangis.

"Akupun tidak mau sakit seperti ini eomma, aku tidak mau selalu merepotkan kalian ketika sakitku sedang kambuh. Andaikan aku bisa memilih, aku lebih memilih untuk tidak dilahirkan jika hidupku hanya membuat kalian susah"

The OlderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang