37

2.6K 375 50
                                    

Sejak pesawat berangkat, lisa tidak melepaskan pandangannya untuk melihat lampu-lampu di bawah sana yang kadang terlihat karena tidak tertutupi oleh awan. Lisa sengaja duduk di sebelah jisoo dan di dekat jendela.

Jet milik taeyeon ini cukup besar dan dapat di tumpangi oleh 14 orang tapi lisa lebih memilih duduk bersebelahan dengan kakaknya. Jisoo dengan senang hati mengikuti kemauan adiknya.

Di lubuk hati jisoo yang paling dalam, dia merasa bersalah karena membawa lisa pergi dari keluarga besarnya, tapi di samping itu jika tidak begini lisa akan terus merasa tersakiti dan keluarga nya semakin seenakanya.

Tapi dia tidak ingin memaksa lisa untuk kedepanya, jika adiknya ingin pulang maka dia akan mengikuti keinginan lisa.

"Manusia atau bahkan rumah itu terlihat kecil ya li jika dilihat dari atas sini, apalagi jika di lihat oleh tuhan. Jika dibandingkan dengan ciptaanya yang lain mungkin kita hanya sebatas debu" ucap jisoo yang juga melirik ke luar jendela.

"Kau benar eonni kita hanya makhluk tuhan yang sangat kecil jika dibandingkan dengan ciptaanya yang lain" lisa menoleh ke arah jisoo.

Jisoo meraih tangan lisa untuk di genggam "Mianhae karena sudah membawamu pergi jauh dari semua orang, jika kau berubah pikiran dan ingin pulang ke mansion jangan ragu untuk bilang padaku nee".

Lisa terkekeh mendengar ucapan jisoo "Aku yang seharusnya meminta maaf padamu eonni, karena aku sudah mengganggu pekerjaanmu. Aku tidak menyesal pergi untuk meraih cita-citaku terlebih kau yang menemaniku disana nantinya. Aku pasti akan kembali lagi ke korea nantinya karena aku memiliki keluarga disini".

"Mianhae aku hanya tidak ingin kau tersakiti terlalu dalam oleh perkataan-perkataan mereka makanya aku mengajak mu untuk pergi"

"Sudah ku bilang kau tidak perlu meminta maaf karena kau tidak salah eonni. Aku senang kau mendukung keinginanku, walaupun misalnya nanti tidak terwujud tapi aku tetap senang karena kau disampingku jisoonie" Lisa memeluk erat pinggang jisoo dari pinggir.

"Anak ayam ku harus mendapatkan kebahagiaanya. Eonni akan selalu berada di sampingmu lisa, jika kau pergi maka eonni juga akan pergi." jisoo mengecup puncak kepala lisa dan lisa hanya mengangguk lalu menyamankan pelukanya pada tubuh jisoo.

• • •

"Nona Jisoo dan nona lisa tidak bisa sama sekali di lacak keberadaanya tuan" ucap salah satu bodyguard woo-bin.

Taeyeon dan krystal yang mendengarnya hanya tersenyum kecil karena mereka sudah tau jika jisoo dengan kepintaranya sudah menutup semua akses yanb dapat di lacak oleh anak buah kakek dan juga ibunya.

"Percuma appa, salah satu cucumu itu diam-diam sangat pandai dalam bidang IT dan dia tau apa yang harus dia lakukan saat ini" sahut taeyeon.

"Kau benar-benar tidak ingin memberitau kami eonni ?" Tanya letha dengan wajah yang masih memerah karena habis nangis.

"Mereka akan memberitahumu jika memang mereka sudah memaafkanmu, kau hanya perlu percaya pada kedua anakmu itu jika mereka akan baik-baik saja" jawab taeyeon.

"Sambil menunggu kabar mereka berdua, acara besok akan tetap berlangsung ada atau tidak adanya kedua cucuku itu karena undangan sudah menyebar pada rekan-rekan bisnisku" woobin menatap kedua anaknya lalu sibuk kembali memainkan ponselnya.

"Orang gila" gerutu krystal pelan lalu pergi ke kamar yang dia tempati selama ini tanpa mengucapkan apapun.

"Perbaiki dirimu letha, renungkan apa yang salah pada dirimu. Bangun kembali kepercayaanmu pada semua anakmu itu termasuk pada lisa, walaupun dia bukan anak kandungmu tapi ingatlah sedari kecil dia sudah bersamamu" taeyeon mengelus lengan letha sebentar lalu pergi meninggalkan adik serta kedua orang tuanya.

The OlderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang