35

2.7K 381 20
                                    

Jennie masuk ke dalam kamar letha, disana dia melihat ibunya sedang duduk di meja riasnya sambil memijit pelipisnya. Jennie paham jika sekarang ibunya sedang dilanda rasa bimbang yang entah percaya dengan anaknya sendiri atau pada media.

"Eomma" jennie menghampiri letha lalu memeluk tubuh ibunya dari belakang.

"Nee, kenapa jennie ?" Letha dapat merasakan pelukan erat dari anak ketiganya.

"Jangan memarahi lisa, aku percaya pada dia. Dia pasti melakukan itu karena ada alasanya" ucap jennie yang berusaha meyakinkan ibunya karena dia sangat takut dengan rencana yang telah di buat oleh jisoo.

"Sebesar apapun alasanya tetap saja kekerasan tidak bisa dibenarkan jennie. Jika seperti ini, eomma setuju dengan grandpa mu untuk menyekolahkan lisa kembali di luar negeri agar dia dapat berfikir juga terkait kesalahanya" jawab letha yang masih dengan pendirianya.

"Aku tidak ingin berjauhan dengan adiku"

Letha dapat merasakan jika punggung nya terasa basah, dia juga dapat mendengar suara isakan yang di keluarkan oleh jennie.

"Ini hukuman untuknya, dia terlalu bergantung pada kalian sebagai kakak-kakaknya yang membuat dia seperti ini. Biarkan dia hidup mandiri disana" letha melepas pelukan jennie lalu beranjak masuk ke dalam kamar mandi dan meninggalkan jennie yang tengah menangis.

"Mianhae jisoonie, lisa aku tidak bisa merubah pikiran eomma" jennie semakin mengeraskan tangisanya.



Disisi lain rose sedang bersama dengan wendy di dalam kamarnya. Wendy sedari tadi menemani rose yang tiba-tiba menjadi pendiam setelah pembicaraan panas antara keluarganya.

"Kau tau eonni, jisoonie merupakan orang yang sangat baik hati, dia tidak pernah marah bahkan menaikan suaranya seperti tadi. Bahkan aku saja sangat takut saat melihatnya"

"Jika sisi lainnya sudah muncul seperti itu, berarti dia memang sedang marah besar chaeng" wendy menaiki ranjang adik sepupunya lalu membawa rose kedalam pelukanya.

"Kalian tau, jika lisa sebenarnya memang sangat ingin berkuliah di luar negeri. Dia memiliki kampus impianya sendiri, aku sering melihatnya belajar tengah malam di kamarnya bahkan di ruang musiknya".

"Aku akan menemani lisa untuk melanjutkan studinya jika dia benar-benar ingin melanjutkannya. Aku sebenarnya sangat tidak suka dengan penolakan eomma dan irene eonni kemarin, itu sama saja mengubur dan menghancurkan keinginan lisa".

"Aku harap kalian setuju dengan keputusanku, lisa sudah banyak merasakan pahitnya kehidupan, jadi biarkan dia melakukan apa yang bisa membuatnya bahagia"

Ucapan jisoo masih terngiang di pikiran rose sampai sekarang, kakaknya itu belum mengabarinya sama sekali terkait keberadaanya dengan lisa.

"Apa adiku baik-baik saja sekarang eonni ? Aku jadi teringat dengan ucapan jisoonie. Apa aku harus melepasnya sekarang ? Jika dia pulang ke mansionpun pasti grandpa, grandma, eomma dan irene eonni akan memarahinya" ucap rose sambil menatap wajah tenang wendy.

"Aku mendapatkan cerita dari taeyeon eomma, jika letha imo itu merupakan adiknya yang sangat keras kepala dan itu menurun dari grandpa. Jadi kau bisa simpulkan sendiri apa yang akan terjadi nanti chaeng. Mari kita tunggu kabar dulu dari jisoo, aku percaya pada kakakmu yang aneh itu" ucap wendy diselingi tawa khasnya.

Rose terkekeh mendengar ucapan wendy, lantas dia sedikit mencubit perut kakak sepupunya itu " Yak eonni ! Walaupun dia aneh, tapi diam-diam dia sering memperhatikan dan membela adik-adiknya, dia juga kuat bahkan aku belum pernah melihatnya menangis secara langsung".

The OlderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang