Nothing has changed, everything is still the same as before.
-Nadine Putri Gabriel
♡♡♡
Flashback.
"Papa!! " Seorang gadis berusia sebelas tahun, menyeru memanggil nama papanya.
Pria yang masih asik memainkan ponselnya itu, lantas atensinya teralihkan pada putri cantiknya yang berlari ke arahnya dengan tangan yang menggenggam sebuah sertifikat penghargaan.
"Nasha dapat rangking satu! "
Saga langsung menatap putrinya itu dengan ekspresi senang dan bahagia. Lalu menarik putrinya ke dalam dekapannya. "Anak Papa pintar! "
Tak lama setelah itu, keduanya saling melerai pelukan. Lalu melihat seorang gadis yang umurnya tak jauh beda dari Nasha.
Nadine. Gadis itu berjalan dengan langkah terseok-seok, sepertinya kaki gadis itu pincang.
Raut wajah Saga yang tadinya sumringah, menjadi datar seketika. Ia memandangi malas anak perempuan yang berjalan mendekatinya dengan muka sembab.
"Pa, Na-- Nadine minta maaf, " ucap Nadine, suaranya bergetar.
"Sudah saya duga. Kamu memang anak pemalas Nadine, pembawa sial! Kamu tidak bisa membanggakan Papa! Apa kamu tidak lihat kakak kamu ini? Dia selalu membanggakan orang tua, tidak seperti kamu, bodoh! " Caci Saga.
Hati Nadine sakit mendengarnya. Bahkan rasa ini lebih sakit ketimbang tadi saat Talia memukul kakinya hingga pincang.
"Berapa peringkat yang kamu dapatkan hari ini? " tanya Saga, menatap putrinya itu penuh benci.
"Ma--maaf, Pa--- " Nadine tak sanggup melanjutkan, suaranya bergetar menahan tangis.
"Berapa!!? " Bentak Saga.
"Nadine dapat peringkat delapan, Pa. " Bukan Nadine yang menjawab, melainkan sang ibu--Talia.
Talia berjalan mendekati Nadine, lalu menoyor kepala gadis itu beberapa kali, sementara mulutnya sibuk berujar kata makian.
Rahang kokoh milik Saga nampak mengetat, tangannya terkepal erat menahan emosi.
"Anak pembawa sial. " gumamnya. Lalu pria berusia 30 tahunan ke atas itu, bangkit berdiri lalu menarik tangan Nadine. "Papa akan berikan kejutan untuk kamu, "
Nadine akhirnya terpaksa mengikuti Saga, tangannya di tarik begitu kuat hingga ia beberapa kali hampir terjatuh.
Ceklek!
Saga membawa Nadine ke kamar milik gadis itu. Sementara Nadine, berkerut kening. Ia bingung apa yang papanya itu akan lakukan.
"Talia, Nasha!! " Suara Saga bergema, yang di panggil pun langsung memunculkan diri.
"Talia, kamu tahan anak ini. Sementara aku dan Nasha, akan menghancurkan semua alat gambar yang ada di meja, "
Talia langsung mengangguk mematuhi perintah sang suami. Sementara Saga dan Nasha, melakukan apa yang harus mereka lakukan, yaitu menghancurkan seluruh alat menggambar milik Nadine.
"Gara-gara ini, kamu jadi malas belajar! " ujar Saga, seraya merobek-robek buku gambar milik Nadine.
Saat itu Nadine berteriak sambil terisak. Semua alat gambarnya dihancurkan, tak tersisa. Gadis itu berusaha memberontak, tapi Talia menahannya kuat bahkan memarahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]
Mystery / ThrillerJudul awal = Nadine Story diganti menjadi Not A Foreign Girl 🍁 Nadine, si gadis penuh luka. Dia benar namun selalu disalahkan, dia ada namun selalu ditiadakan dalam keluarganya. Pukulan, cacian, hinaan, bullyan, Nadine selalu merasakan itu, baik d...