🍁Happy Reading dearrr 🍁.
.Nadine melangkah memasuki rumahnya dengan tergesa-gesa, dia baru saja pulang dari pemakaman. Tidak seperti biasanya dia selalu mengucap salam ketika masuk, dan mengetuk pintu terlebih dahulu. Namun kali ini semua adab itu tidak berlaku, dirinya tengah dikuasai amarah.
Dia melangkah cepat menaiki anak tangga, mengabaikan Saga dan Talia yang menatapnya heran.
Sampai dilantai dua, dia langsung melangkah ke kamar Nasha, dan tanpa aba-aba membuka pintu kamar gadis itu lalu masuk ke dalamnya.
Nasha melepas earphone yang melekat di telinganya, ia mengalihkan pandangannya dari gawai lantas menatap Nadine sinis. "Ngapain lo ke sini? "
Tidak merespon pertanyaan dari Nasha, Nadine malah semakin maju lalu tiba-tiba meloncat ke atas kasur dan langsung menjambak rambut Nasha.
"Aakhh, sakit gila! Lo apa-apaan?! " pekik Nasha, dia memegang kepalanya sakit.
"Kamu yang apa-apaan! Kamu yang udah buat Fera mati!! " balas Nadine dengan emosi yang membuncah. Dia tidak memanggil Nasha lagi dengan sebutan kakak.
"Lepasin tangan kotor lo dari rambut gue, shit! "
"Kamu udah keterlaluan Nasha!!! "
Brakk!
Nadine mendorong Nasha dari tempat tidur, hingga gadis itu jatuh terbanting.
"AAKHH, MAMA SAKIT!! " Teriak Nasha berharap Saga dan Talia mendengar teriakannya, mendadak dia terisak kencang.
"Gara-gara kamu Fera mati! Udah puas kamu nyiksa dia? Aku benci punya kakak biadap kayak kamu! "
"Lo pikir gue gak benci sama lo? Bahkan gue lebih benci lo jadi adek gue anjeng!! "
Balas Nasha dengan berteriak, emosinya juga ikut meledak-ledak.Kedua kaki jenjang Nadine perlahan turun, satu kakinya lagi dia letakan diatas perut Nasha yang masih terbaring dilantai. Lalu perlahan dia menginjak perut gadis itu sampai Nasha memekik keras.
"AAKHHH, SAKIT! BIADAP LO NADINE!!! " Teriak Nasha, air matanya sudah tak terbendung lagi. Kenapa tiba-tiba dia menjadi lemah seperti ini. Dia yang lemah atau Nadine yang tiba-tiba menjadi kuat?
"Ini yang Fera rasakan pas kamu nginjak perutnya, " pekik Nadine tertahan, air matanya kembali berjatuhan. Dia ingat sekali saat Nasha live waktu itu, dia sempat menginjak perut Fera dengan sepatu heelsnya.
"NADINE!! " Suara bariton Saga tiba-tiba memekang telinga Nadine, pria paruh baya itu lantas menarik bahu Nadine sampai berhadapan dengannya, lalu melayangkan pukulan pada wajah gadis itu.
BUGH.
BRAK!
Tak tanggung-tanggung, Saga langsung melayangkan bogeman mentah pada pipi Nadine, sampai gadis itu tersungkur dan merasa oleng.
Nadine hampir tidak percaya rasanya dengan apa yang Saga lakukan, barusan pria itu membogem wajahnya. Dia memegang pipi kanannya yang menjadi sasaran. Sangat sakit, tulang pipinya terasa remuk.
"Jawab saya! Apa yang sudah kamu lakukan pada putri saya barusan!? " Bentak Saga murka.
"Cuma dia, Pa!? Cuma Nasha yang Papa anggap putri Papa? Terus selama ini Nadine siapa, Pa? " Tangis Nadine pecah saat itu juga, dia memegang pipi kanannya yang terasa amat sakit.
"Tidak usah banyak omong kamu anak sialan! " sembur Talia, wanita itu membantu Nasha untuk duduk, lalu memeluk putri kesayangannya itu. "Sudah cukup saya kehilangan anak saya untuk yang pertama kalinya, jangan sampai saya kehilangan seorang anak untuk yang kedua kalinya. " Talia mulai terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]
Mystery / ThrillerJudul awal = Nadine Story diganti menjadi Not A Foreign Girl 🍁 Nadine, si gadis penuh luka. Dia benar namun selalu disalahkan, dia ada namun selalu ditiadakan dalam keluarganya. Pukulan, cacian, hinaan, bullyan, Nadine selalu merasakan itu, baik d...