Is there a human being who can transmit bad luck to others?
-Nadine Putri Gabriel
♡♡♡
Sejak peristiwa Nadine dengan Arion di kantin tadi pagi, semua para anak-anak di kelas mulai menjauhi Nadine. Mereka yang tadinya humble dan ingin berkenalan, mendadak jadi dingin.
Kening Nadine mengerut, bahkan beberapa dari mereka bersikap seolah tak melihat dan merasakan keberadaan Nadine di kelas. Sebenarnya ada apa dengan teman-temannya ini?
Bahkan mereka tidak menyukai jika Nadine terlalu dekat-dekat dengan Fera. Nadine bisa mengartikan itu dari tatapan dan sikap mereka.
"Hai, Nad, " Amara menyapa Nadine, seraya melambai tangan singkat.
Nadine membalas sapaan Amara, sambil melirik name-tag gadis itu "Haii Amara,"
"Gue boleh pinjem Nadine nya sebentar gak? " Tatapan Amara beralih pada Fera yang duduk di sebelah Nadine, lantas Fera hanya mengangguk pelan.
Amara tersenyum. "Yaudah, Nad, ikut gue bentar yuk, "
Nadine hanya menurut, ia membiarkan Amara menarik tangannya hingga mereka berhenti di pojokan kelas. Mumpung saja saat ini sedang jamkos, jadi para murid bebas ingin berbuat apa saja di kelas.
"Kamu mau bicara apa, Amara? " tanya Nadine lembut.
"Nad, lo tuh cantik, anak orkay pula. Gue saranin, ya, mending lo jangan terlalu dekat sama si Fera, " Desis Amara.
"Ma--maksud kamu? Kan Fera itu baik, "
jawab Nadine dengan polosnya."Tapi, Nad, yang lo ga tau, siapa aja yang dekat sama Fera, nasibnya bakal sama kayak dia. Sial. Di bully habis-habisan, lo mau? "
Nadine menggeleng, lalu tersenyum tipis. "Ga mungkin. Kalaupun iya, yaudah aku tinggal terima nasib aja. Lagipula, Fera itu anaknya baik 'kok, aku juga kasian karena dia gak punya teman di sekolah ini. Dan aku yakin kalo kita sahabatan, kita pasti bisa melindungi satu sama lain, "
Amara menghela napas gusar, ia memutar bola mata malas. Tidak habis pikir dengan jalan pikiran seorang Nadine. Apa gadis ini betul-betul tidak memikirkan nasibnya ke depan?
"Terserah lo aja, Nad. Intinya gue udah peringatin lo, jangan terlalu dekat sama si Fera. Daripada lo ketularan nasib sialnya, " balas Amara, kemudian menepuk pundak Nadine singkat dan berlalu.
Nadine menatap kepergian Amara sejenak, lalu kembali duduk di bangkunya.
Ia memikirkan semua yang dikatakan Amara padanya tentang Fera. Suatu hal yang tidak mungkin bila Nadine menjauhi Fera, apalagi sampai tidak berteman dengannya. Di mata Nadine, Fera itu teman yang baik. Walaupun ia bisa ikut tertindas jika berteman dengan gadis itu. Ia ingin memperbaiki kehidupan gadis malang itu, mungkin berteman dengannya adalah satu-satunya cara agar Fera tidak lagi diremehkan karena tidak mempunyai teman. Nadine pernah ada di posisi Fera, dan dia sangat tau bagaimana perasaan gadis itu. Selalu ditindas dan diasingkan oleh teman-teman kita yang sebaya pasti sakit hatinya luar biasa.
Nadine, masih setia berkutat dengan pikirannya, sampai ia tak sadar, Fera sedari tadi menegurnya dan menggoyang-goyangkan lengannya.
Nadine tersentak, wajahnya terlihat lucu depan mata Fera. "Kamu daritadi kenapa ngelamun terus, Nadine? "
Nadine sedikit gelagapan. "Ee... gapapa, Fer, "
"Kalau ada masalah, cerita sama aku. Aku siap jadi pendengar yang baik buat kamu, "
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]
Mystery / ThrillerJudul awal = Nadine Story diganti menjadi Not A Foreign Girl 🍁 Nadine, si gadis penuh luka. Dia benar namun selalu disalahkan, dia ada namun selalu ditiadakan dalam keluarganya. Pukulan, cacian, hinaan, bullyan, Nadine selalu merasakan itu, baik d...