💌 35: Know the facts

1.5K 76 9
                                    

Halo, readers!

Yang udah lihat spoiler chapter 35
di ige aku, gmna reaksi kalian pas baca slide terakhir? Pasti gak nyangka ya wkwk ~

Btw, tepatnya hari ini tanggal 24 juli,
salah satu author wattpad bernama
Anisaawriter, baru saja bertambah
usiaaaa 🌹✨

Gda yg mau ucap habede gtu?

Oh, gak ada ya. Oke, gpp kok, sumpah gapapa 🙏🙃

...

Happy Reading 🌺🌺

.
.

Arion kembali membuka dan membaca tiap lembar buku diary milik Nadine. Semenjak kepergian gadis itu, buku diary itu selalu disimpannya sebagai kenangan.

Ketika Arion sedang asik membaca, tiba-tiba Friska berlari kegirangan menghampiri cowok itu. Lalu duduk disebelahnya.

"Hai Arion! " sapa Friska pada kakak kelasnya itu, akan tetapi tak digubris oleh sang empu.

"Lo baca apaan? " tanya Friska, meski dia tahu buku apa yang Arion baca saat ini.

"Lo gak liat gue lagi baca buku? " Bukannya menjawab, Arion malah bertanya balik.

"I know, tapi yang lo baca itu buku apa? Kalo gue lihat-lihat, sih, kek buku diary, "

"Itu lo tau, " balas Arion singkat.

"Eh, bener buku diary? Diary-nya siapa? Diary lo? " tanya Friska antusias.

"Penting lo tau? "

Friska tiba-tiba mendengus kesal saat mendengar jawaban Arion, "Lagi-lagi lo responnya kek gitu. Dingin banget jadi orang! "

Arion pun menghela napas gusar lalu menjawab, "Ini buku diary Nadine. "

"What? Kok bisa ada sama lo? " tanya Friska terkejut dengan membelalakan matanya.

"Penting lo tau? " Lagi-lagi, Arion merespon pertanyaan Friska dengan kalimat yang sama seperti sebelumnya.

Friska berdecak kesal sesaat, kemudian melirik sejenak buku itu, "Lo sama Nadine, dulu akrab, ya? Jangan jawab pertanyaan gue pake kalimat, 'pinting li tihi! "

"Enggak, sama sekali gak akrab. Dulu gue sering bully dia, " terang Arion.

"Wah, apa jangan-jangan si Nadine bunuh diri gegara sering dibully sama lo lagi? " Friska menunjuk-nunjuk Arion sambil menduga-duga.

"Kalo gak tau apa-apa soal itu, mending diem. Gak usah terlalu kepo jadi orang, "
ucap Arion dingin.

Sedangkan Friska hanya mengangguk-anggukan kepalanya. "Pas si Nadine pergi, lo sebagai kakak kelas dan sebagai orang yang suka bully dia, lo ngerasa sedih juga gak? "

Arion bergeming dan menunduk sesaat, kejadian tiga bulan lalu itu kembali terputar di otaknya. Menyisakan duka dan lara yang menyakitkan.

"Kayaknya lo gak sedih, ya. Gue rasa lo senang sama kepergiannya, karena kan---"

"Siapa bilang gue gak sedih?! " sela Arion menatap mata Friska tajam, nada suaranya naik satu oktaf, matanya memerah. "Lo gak tau seberapa hancur perasaan gue saat ditinggal Nadine. Sejak kepergian dia, gue mulai benci sama diri gue sendiri, kehidupan gue rasanya gak berarti! "

NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang