~HAPPY READING~
.
.
."Bagus! " cetus Friska, kemudian gadis itu mengambil jus dari adik kelas yang berdiri disebelahnya sedari tadi, lalu menyiram jus tersebut diatas kepala Nasha.
Nasha tidak tahan lagi, lantas dia pun berdiri dan langsung mendorong Friska kuat, "Kurang ajar lo! Lo pikir lo siapa!? "
"Eh, Nasha! Lo jangan dorong-dorong Friska, dong! Wajar aja lo diperlakuin kayak gini, orang lo tukang bully, anggap aja ini karma buat lo! " Salah satu siswi berteriak, membuat yang lain ikut setuju dengan ucapannya dan mulai menyoraki Nasha. Kini anak-anak malah berpihak pada Friska.
Nasha meremas rambutnya sendiri, matanya memerah karena menahan emosi, sejenak dia melirik ke mading yang di mana tertempel foto-foto Talia dan Zega.
"Aarghh! Ini pasti ulah lo 'kan? " Teriak Nasha menuduh Friska dan hendak menyerang gadis itu, akan tetapi para anak-anak balik mendorongnya sampai dia terjatuh.
Kemudian para anak-anak yang berdiri di mading tadi, langsung mengeroyoki dan melempari sampah kepada Nasha yang tersungkur di lantai.
"Aarghh! " Nasha berteriak saat merasakan perut dan dadanya dihantam berkali-kali oleh beberapa siswi yang menginjak-injak dirinya.
Baik rok dan baju seragam Nasha, semuanya dirobek-robek. Gadis itu hanya bisa menangis, dia tidak pernah menyangka dirinya akan diperlakukan layaknya binatang seperti sekarang.
Para siswa pun beberapa kali mencuri kesempatan dengan memotret Nasha yang bajunya sudah tak utuh lagi menggunakan kamera ponsel mereka.
"CUKUP, BERHENTI! AMPUN! " Teriak Nasha, berharap mereka menghentikan aksi mereka dan iba padanya.
Friska hanya diam sambil melihat dengan senyuman kemenangan. Sementara siswi berkaca mata yang tadi berdiri di sebelah Friska, kini malah ikut-ikutan melempari Nasha sampah, karena dia adalah korban bully gadis itu.
Gadis berkaca mata itu lantas mengambil satu tong sampah, lalu menuangkan sampah tersebut diatas Nasha. "Ini buat lo, karena sering hina wajah gue! "
"HEI, STOP! APA-APAAN KALIAN? " Suara Dirga berteriak lantang, membuat para anak-anak langsung menghentikan aksi mereka. Dapat dia lihat keadaan Nasha yang mengenaskan, detik itu pula dia langsung mengalihkan pandangan karena penampilan Nasha yang kurang pantas untuk dilihat. "Kalian semua ikut saya ke ruang bk! Dan kamu, Friska, tolong pinjami jaket kamu pada Nasha! " pinta Dirga pada Friska.
Friska hanya dapat menghela napas seraya memutar bola mata malas, lalu berjalan mendekati Nasha sembari membuka jaketnya dan memakaikannya pada gadis itu.
"Males banget jaket gue dipake sama orang kayak lo! " ketus Friska dengan suara pelan, dan sama sekali tidak direspon oleh Nasha. Gadis itu terlihat gemetaran, dia masih sulit percaya dengan apa yang terjadi padanya barusan.
"KALIAN SEMUA YANG SAYA LIHAT TERLIBAT MEMUKULI NASHA, IKUT SAYA KE RUANG BK SEKARANG! " Tegas Dirga.
"Pak, saya terlibat gak, Pak? " tanya Friska seraya mengangkat tangan dengan ekspresi yang dibuat polos.
Dirga langsung menggeleng, karena saat tadi dia melihat gadis itu tidak melakukan apapun. "Kamu tidak terlibat, Friska. Kamu boleh kembali ke kelasmu. "
"Baik, Pak. " jawab Friska sembari tersenyum, lalu pergi kembali ke kelasnya.
Dari kejauhan, Vena dan Lidya hanya bisa menatap iba pada Nasha yang terlihat amat menyedihkan.
"Maafin kita, ya, Nas. Bukannya kita gak mau bantu, tapi kita juga gak bisa hadapin anak-anak sebanyak itu, yang ada kita malah ikut dipukulin lagi, " ucap Vena meratapi nasib sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]
Mystery / ThrillerJudul awal = Nadine Story diganti menjadi Not A Foreign Girl 🍁 Nadine, si gadis penuh luka. Dia benar namun selalu disalahkan, dia ada namun selalu ditiadakan dalam keluarganya. Pukulan, cacian, hinaan, bullyan, Nadine selalu merasakan itu, baik d...