💌 15: Keributan di Mall

1.1K 65 5
                                    

Hii semua! Aku kembali lagi dengan
menyiksa tokoh utama di cerita ini,
hehe:))

🍁HAPPY READING ALL 🍁

"Arion? " Kaget Raikal saat melihat anak laki-laki semata wayangnya itu muncul dihadapannya.

"Kenapa? Kaget? "

Raikal terperangah, "Sejak kapan kamu ada di sini, Arion? "

"Itu ga penting! " jawab Arion ketus. "Justru sekarang saya yang mau tanya ke Anda. Kenapa Anda membuat ibu saya menangis di rumah? "

Mendengar perkataan anaknya, membuat Raikal berkerut kening. "Rina? Menangis? "

Arion mendengus geli, bisa-bisanya Raikal masih bertanya seperti itu, padahal jelas-jelas ia yang membuat wanita kesayangannya itu menangis.

"Anda lupa atau bagaimana? Jelas-jelas ibu saya menangis karena Anda. Juga karena perempuan tidak tau diri yang sekarang berdiri di sebelah Anda! " tegas Arion.

"Arion! Jaga bicara kamu! " tegur Raikal. "Kamu lihat, ada anak kecil di dekat kita! "

Arion melirik anak kecil yang berdiri ditengah-tengah antara Raikal dan Karin. Jika dilihat-lihat, anak itu masih berusia sekitar lima atau enam tahun. Anak itu memasang ekspresi kebingungan dan heran melihat Arion.

"Saya tidak peduli. Lagipula ini anak siapa? Apa jangan-jangan ini anak hasil hubungan gelap Anda dengan selingkuhan Anda, ya? " Arion menduga-duga.

Tentu, omongannya barusan berhasil membuat pria paruh baya dihadapannya kini mengepalkan tangan kuat sambil menggertakan gigi menahan emosi. "Arion, kamu---"

"Kenapa? Anda ingin memarahi saya? Atau ingin memukul dan menghajar saya? Anda tidak ingat, di dekat kita ada anak kecil. " Sela Arion meremehkan Raikal.

"ARION! " Kini Raikal membentak, suaranya mengagetkan para pengunjung mall yang berada di sekitaran tempat mereka berdiri. "Satu hal yang perlu kamu ingat, saya ini masih ayah kamu! Tidak sepantasnya kamu berbicara seperti itu terhadap saya! Dasar anak kurang ajar, tidak mengerti sopan santun! "

Malas menanggapi kemarahan Raikal, Arion lantas kembali bertanya perihal bocah kecil yang berada dengan mereka. "Lalu ini anak siapa? "

"Dia adalah anak Karin. " jawab Raikal berusaha tenang.

"Anak Papa juga 'kan? " Kali ini Arion mencoba menyebut Raikal dengan sebutan 'papa'. Meskipun ia merasa jijik sendiri ketika mendengarnya.

"Bukan. Karin ini pernah menikah, dan dia bercerai dengan suaminya. Dan ini anaknya. Sekarang kamu paham 'kan?! " Baiklah, Arion sekarang sudah paham. Bocah itu ternyata hanyalah anak Karin, dan bukan darah daging ayahnya.

"Mom, om ini siapa? " Terdengar suara bocah kecil itu, ia bertanya pada Karin sambil menarik-narik pelan dress miliknya.

Karin berjongkok, menyamakan tingginya dengan bocah yang notabene nya adalah anaknya, mengelus surai hitam anaknya dan tersenyum. "Bukan siapa-siapa 'kok Rio sayang. Yaudah, Rio gak usah peduliin om itu. Kita pergi makan es krim aja, yuk! "

Bocah yang di sebut Rio itu hanya mengangguk polos menanggapi ucapan mommynya.

Karin pun akhirnya bangkit berdiri. "Mas, aku ajakin Rio makan es krim aja, di sana, ya, Mas. Kamu urusin dulu urusan kamu sama anak kamu ini. "

Raikal mengangguk. "Iya sayang, jangan kemana-mana lagi setelah itu, habis ini aku temuin kalian. "

Karin pun mengangguk, lalu hendak berjalan pergi sebelum teriakan dari Arion menghentikan langkahnya, dan mengalihkan seluruh atensi pengunjung mall yang berada di sekitar sana.

NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang