💌 5: Sebuah ingatan

2K 98 33
                                    



The pain stabbed back when I remembered everything that happened at that time.

-Nadine Putri Gabriel -


F

lashback.

"Hai sayang! Mama punya hadiah buat kamu! " Talia menyeru pada Nasha, sembari duduk di sofa dan mengeluarkan sesuatu dari dalam paper bag.

Detik itu pula mata Nasha langsung berbinar saat menerima hadiah sebuah tas, sepatu, dan jam tangan yang mewah dan keluaran terbaru. Jika dilihat-lihat, barang-barang yang diberikan Talia pada Nasha pasti harganya lumayan mahal. "Aaa, makasih Mama!! "

"Sama-sama sayang! " balas Talia penuh senyum.

"Tapi, kenapa Mama kasih aku hadiah? 'Kan hari ini aku gak ulang tahun, " ujar Nasha dengan polosnya.

"Ihh, anak Mama! " Talia merasa gemas sehingga mencubit hidung Nasha. "Kamu itu kemarin 'kan menang Olimpiade matematika sayang. Jadi Mama kasih kamu hadiah, "

Jawaban dari Talia membuat Nasha ber-oh ria.

Tiba-tiba Saga muncul, mendekati Nasha. "Papa juga punya hadiah buat Nasha!! "

Nasha langsung beralih menatap Saga senang. "Hadiah apa, Pa? "

"Nanti malam... kita makan di restoran Jepang!! " jawab Saga.

"Asiiik! Makasih Papa! " Detik itu pula Nasha langsung berhamburan ke pelukan Saga. Diikuti dengan uluran tangan dari Talia yang mengelus lembut puncak kepala Nasha.

Mereka nampak terlihat seperti keluarga bahagia.

Tapi.... kegembiraan itu tidak berlangsung lama, saat Nadine, adik Nasha yang kala itu berusia sebelas tahun, sedang Nasha dua belas tahun, menghampiri mereka.

"Pa, Nadine boleh ikut ke restoran juga ga malam nanti? " tanya Nadine ragu-ragu, rupanya sedari tadi ia telah melihat semua yang dilakukan Saga dan Talia kepada Nasha.

Raut wajah ketiga orang itu yang tadinya sumringah, langsung berubah sinis saat Nadine muncul di hadapan mereka. Mereka menatap Nadine bak orang asing.

"Kamu gak diajak, gak usah ikutan kamu, " ujar Saga lalu merangkul Nasha.

Sakit hati Nadine mendengarnya, apalagi saat ia melihat Saga merangkul Nadine penuh kasih. Ia cemburu. Mengapa selalu saja Nasha yang diperhatikan dan disayang? Mengapa dirinya tidak pernah merasakan itu sekalipun.

"Ya---yaudah, Pa, kalo Nadine gak boleh ikut, " jawab Nadine lesu, lalu ia beralih menatap Talia. "Ma, ada hadiah buat Nadine nggak? "

Talia memutar bola mata malas, lalu menjawab. "Nggak ada, ngapain juga kasih kamu hadiah. Emang kamu ada ikut Olimpiade kayak kakak kamu? Gak 'kan? "

"Tapi 'kan, Ma, Nadine kemarin juga juara lomba menggambar di sekolah, "

Talia lantas terkekeh sinis. "Kamu pikir Mama sama Papa bangga cuma karena kamu juara lomba gambar? Apa yang harus Mama banggakan dari anak kayak kamu! Kamu itu gak seperti kakak kamu, otak kamu itu bodoh! "

Flashback off.

Memori masa lalu itu masih tersimpan jelas di otak Nadine. Tak dapat dipungkiri, semua rasa sakit yang pernah diberi oleh Saga dan Talia dulu, masih amat membekas di hati Nadine. Dan sekarang, mungkin saja bekas rasa sakit yang pernah akan pulih itu, akan kembali menyiksa hati Nadine sebab kembalinya ia ke rumah ini. Luka lama yang berusaha ia lupakan sepertinya akan gagal. Bagaimana tidak? Kehadiran Nadine hingga saat ini masih tidak di senangi oleh keluarganya sendiri.

NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang