💌 11: Bitch?

1.4K 68 28
                                    

🍁HAPPY READING ALL 🍁

♡♡♡


Setelah ia berjuang dengan susah payah menaiki tiap anak tangga itu, akhirnya ia sampai depan pintu kamarnya. Lantas, ia langsung membuka pintu dengan knop silver itu.

Ceklek!

Netranya langsung bertemu dengan netra Nasha yang menatapnya penuh benci.

Ia berjalan perlahan memasuki kamarnya, meski ia merasa begitu heran. Mengapa Nasha bisa berada di kamarnya sekarang?

"Dibayar berapa lo sama pak Dirga, jal4ng? " pertanyaan itu terlontar dari mulut Nasha. Rupanya, gadis itu telah melihat bahwa Dirga mengantar Nadine pulang, lewat balkon utama.

Nadine langsung menatap mata Nasha, ia tidak menduga Nasha akan mengatakan hal semacam itu.
Mulutnya mulai terbuka, tangannya terulur mengusap air mata.

"Gak dapat Arion, seengaknya dapat pak Dirga, ya 'kan? " Nasha mengangkat satu alisnya tersenyum miring, lalu berjalan memutari Nadine. "Gak nyangka gue, muka polos kayak lo padahal munafik! " cerca Nasha, kemudian kembali berdiri tepat di hadapan Nadine, melirik plaster yang melekat pada kepala Nadine. Ia mendengus geli, "Sekasar apa, sih, pak Dirga gituin lo, sampai kepala juga jadi sasaran? "

Plak!

"Jaga omongan kakak. Aku bukan cewek murahan seperti yang kakak pikir! " geram Nadine.

Nasha terperangah kaget. Nadine baru saja menamparnya di pipi. Kurang ajar! Beraninya cewek sialan itu! Nasha membatin.

"Lo nampar gue barusan? Anjing lo Nadine!! " Nasha berteriak tepat di muka Nadine. Sepertinya sekarang emosi gadis itu akan meledak-ledak.

"Emang kenyataannya lo itu murahan 'kan sialan? Udah ngaku aja! Buktinya tadi lo diantar pulang sama pak Dirga, itu apa buktinya kalau lo emang udah pasti jual diri ke pak Dirga, secara 'kan lo gak pernah di kasih uang jajan sama papa dan mama! " Nasha memarahi Nadine dengan suara keras.

"CUKUP, KAK! " Nadine berteriak, diiringi air mata yang kembali jatuh. "Sekarang juga kakak keluar dari kamar aku. SEKARANG! " Nadine membentak Nasha saat mengucap kata 'Sekarang'.

Nasha menghela napas, berusaha meredam emosinya sejenak. Lalu berjalan keluar dari kamar Nadine sambil menghentakkan kaki. Kemudian pintu kamar ditutup oleh sang empu.

Namun, Nasha masih tidak dapat menerima saat Nadine sudah berani-beraninya membentak ia dan menamparnya. Tidak mungkin Nadine akan membiarkan hidup gadis itu aman sampai besok.

"Lo tunggu, Nadine! Besok gue bakal buat hidup lo bak di neraka, " Nasha berkata dibalik pintu, dan ucapannya masih bisa di dengar oleh Nadine.

***

Susah payah Nadine melangkah menuju kelasnya dengan kaki yang pincang. Dan akhirnya ia sampai.

Begitu masuk ke dalam kelasnya, para anak-anak yang tadinya sibuk tertawa dan bersenda gurau, sontak terdiam dan memandang jijik ke arahnya.

Nadine sedikit terheran dengan mereka, tetapi ia berusaha untuk mengabaikan semua tatapan jijik yang teman-temannya layangkan pada dirinya.

Ia terus berjalan ke arah bangkunya dengan perlahan, lalu mendaratkan bokong di sana. Saat dirinya menatap ke arah depan, sontak matanya membulat sempurna kala melihat papan tulis yang hampir penuh dengan tulisan ejekan, hinaan, dan kata-kata yang tak pantas.

'Nadine si jalang munafik! '

'Tampang polos, cihh! '

'Ga pantes lo sekolah di sini!! '

NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang