💌 42: She's Nadine

1.7K 78 11
                                    


Jangan lupa ramaikan
chapter ini dengan
komenan kaliannnn

🍁🍁🍁🍁

"Baik anak-anak pemanasan akan segera kita mulai. Dan jika ada yang masih meninggalkan barang pentingnya di dalam kelas, harap untuk segera diambil agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, " ucap pak Ghani, guru olahraga yang sedang mengajar para murid kelas 12 IPA.

"Baik, Pak, " Jawab para anak-anak kompak. Beberapa dari mereka, mulai bergegas menuju kelas untuk mengambil barang mereka yang tertinggal.

"Nas, Lid? Kalian mau ke kelas? " tanya Vena pada Lidya dan Nasha yang bergegas pergi menuju kelas.

Kedua gadis itu mengangguk menjawab pertanyaan Vena.

"Oiya, kalau gitu gue minta tolong sekalian, yah. Ambilin tumbler air minum gue di tas, " ucap Vena.

"Oke deh, " Respon Lidya, kemudian kedua gadis itu akhirnya berjalan menuju kelas.

Sesampainya di kelas, beberapa anak-anak mulai meninggalkan ruangan seusai mereka mengambil barang mereka masing-masing.

Sementara Nasha dan Lidya baru saja tiba di dalam kelas.

Nasha bergerak mengambil ponselnya di laci meja, sementara Lidya juga mengambil ponsel dan juga uang sakunya lalu ia bergegas pergi ke meja Vena dan mengambil tumbler air minum di dalam sana.

Lidya mengeluarkan tumbler itu dari dalam tas Vena, dan betapa terkejutnya ia kala melihat banyaknya amplop pink memenuhi isi dalam tas Vena.

"Nas! " Detik itu juga Lidya langsung memanggil Nasha dengan panik.

"Kenapa, sih, Lid? " tanya Nasha, melangkah malas ke arah Lidya.

"Lo lihat ini!! " pekik Lidya, mengeluarkan semua amplop pink tersebut dari dalam tas Nasha hingga berhamburan di meja dan di lantai.

Nasha melongo. Meremas rambutnya tidak percaya.

"What the fuck? " gumamnya.

Dia mengambil salah satu amplop pink yang menarik perhatiannya. Di amplop itu bertuliskan

For: cnawnt, gvattv, yhnf, qnymz
To: Nasha

"Oh, jadi selama ini ..., orang yang mau main-main sama gue ternyata adalah teman gue sendiri? Kurang ajar lo, Ven! "
Nasha tak kuat menahan amarah, dia meremas amplop tersebut dan dilempar nya asal.

Lantas dia merampas sebuah gunting dari meja salah satu murid dan berjalan keluar kelas dengan langkah terburu-buru. Emosinya sedang memuncak saat ini.

Lidya pun berlari mengejar Nasha. Dia tau Nasha sedang dilanda amarah luar biasa begitupun dirinya. Dan dia tahu, hal buruk akan segera terjadi.

"Nas, Lid! Lo berdua cuma ngambil gitu doang lama banget, deh! " Omel Vena dengan nada ketus ketika Nasha dan Lidya telah sampai dilapangan. Dia berjalan mendekati kedua gadis itu.

Namun siapa sangka, Nasha yang bak orang kesetanan, dengan bergerak cepat langsung menyerang Vena. Menindih tubuh kurus gadis itu, dan langsung melayangkan gunting menusuk-nusuk dada kanan Vena.

"AARGHH! " Mendengar teriakan Vena, lantas semua atensi teman-teman dan gurunya teralihkan padanya.

Mereka langsung berlari ke arah Vena. Beberapa siswa berusaha menarik badan Nasha agar dia bisa menghentikan aksi gilanya itu.

Sementara para siswi lain membekap mulut mereka, bahkan ada yang sampai menangis karena tidak kuat melihat darah yang keluar merembes dari baju Vena.

"Nasha, hentikan! Gila kamu! " Pak Ghani dengan sekuat tenaga menarik Nasha, dan akhirnya gadis itu berhasil dipisahkan.

NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang