💌48: A Ruin

843 41 1
                                    


Penuhi part ini dengan komentar kalian, ges. Karena ketika ngebaca komenan
kalian, mood nulis aku langsung
meningkat drastis, wkwk.

Jangan sider2 yang seng ♡♡
~~~~HAPPY READING~~~~~

.
.
.


Nasha terlihat tengah berada di kantin. Nampak gadis itu memegang napan berisi makanan seraya berjalan mencari tempat duduk. Akan tetapi, tiap kali ia  ingin duduk di bangku yang kosong, anak-anak yang lain dengan sengaja mendahuluinya, bahkan ada yang mengusirnya pergi untuk tidak mendekat.

Nasha kebingungan, netranya melirik ke setiap penjuru ruangan, sampai dia menemukan meja yang hanya diisi oleh satu orang, yaitu Friska. Dia pun menghela napas sejenak, sebelum akhirnya berjalan menghampiri tempat duduk Friska, berharap tak ada penolakan bila ia duduk disamping gadis itu.

“Gue boleh duduk sini? ” tanya Nasha.

Friska melirik gadis itu sejenak, lalu tersenyum sembari mengangguk, “Silahkan, ”

Nasha pun akhirnya duduk disebelah gadis itu. Sedikit merasa bersyukur karna dia mendapat tempat duduk dikantin.

Friska terlihat asik memasukkan mie ke dalam mulutnya, sementara Nasha malah diam memperhatikan ia makan.

“Kenapa lo liatin gue? ” tanya Friska menoleh pada Nasha, menaikkan satu alisnya.

Nasha menggeleng, kemudian dia menunduk, “Gue mau minta maaf. ”

“Minta maaf atas? ”

“Kematian Fera, ” jawab Nasha pelan.

"Gue akan maafin lo, ” jawab Friska, membuat senyuman tipis terbit dari bibir gadis itu, “Tapi ada syaratnya. Lo harus buat Fera hidup kembali. Gimana? ”

Detik itu pula senyuman Nasha langsung sirna begitu saja. Lantas diapun menunduk, kemudian mulai melahap makanan di depannya.

Tiba-tiba tangan Friska mengambil segelas jus di depannya, lalu dia mengambil tangan Nasha untuk memegang gelas tersebut.

Nasha berkerut, apa yang akan dilakukan Friska?

Tanpa di duga, Friska mengangkat tangan Nasha yang memegang segelas jus, dan dia mengarahkan gelas itu ke atas kepalanya, lalu menumpahkan jus itu diatas kepalanya sendiri.

“AAARGHH! ” Friska tiba-tiba berteriak, mengalihkan atensi anak-anak seisi kantin. Dia kemudian mulai menangis, “Gue bersumpah, Nas. Bukan gue yang nyebar video itu. Sebenci-bencinya gue sama lo, tapi gue gak akan setega itu buat ngelakuin itu. ”

Nasha begitu kaget dengan apa yang Friska lakukan sekarang. Dia membulatkan matanya, lalu dia melirik ke anak-anak yang lain ternyata mereka semua menatap Nasha dengan tatapan nyalang dan penuh kebencian.

Lantas, beberapa siswi perempuan menghampiri meja mereka. Lalu menyalahkan Nasha atas apa yang ia lakukan pada Friska.

“Eh, Nasha lonte! Lo jangan main asal nuduh orang, dong! ”

“Iya, malu lo aib lo ke sebar? ”

“Bikin malu nama sekolah aja lo! ”

Beberapa siswi itu terlihat sesekali menjambak dan mendorong kepala Nasha kuat. Sementara dia hanya bisa menangis.

Para anak-anak lain pun ikut menyerbu Nasha, mencaci maki dan bersorak penuh hinaan untuk gadis itu.

“Nas, sejam berapa? Jangan mahal-mahal yak! ”

NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang