Diketik 2635 kata 💐
Kamu kann baca cerita aku nihh,
aku yang nulis ceritanya, so, kamu yang
vote dan komen. Biar ada hubungan
timbal baliknya gtu antara author
dan readers.Aku untung, kamu untung! Ya, gak?
****
✨ PLAYLIST: BUTTERFLY - Melly Goeslaw
*****
🍁 HAPPY READING 🍁
Pagi ini langit menyinari bumi dengan sinarannya yang amat cerah. Angin berembus membelai pipi seorang gadis yang tersenyum sambil mengayuh santai sepedanya. Tak disangka, kakinya yang kemarin masih terasa sakit, sekarang terasa mulai pulih dan membaik.
Sementara cowok yang bersepeda di sebelahnya turut tersenyum simpul melihat raut wajah bahagia gadis itu.
Kedua anak manusia itupun semakin mengayuh kencang sepeda mereka saat sudah hampir sampai ke tempat tujuan.
Tidak lama mereka berhenti, turun memakirkan sepeda. Mata Nadine kemudian langsung menatap ke segala arah, Leo mengajaknya ke pantai di pagi-pagi hari begini? Bukan ide yang buruk. Nadine suka pantai, sebab pemandangannya yang indah.
Kening Nadine beberapa saat mengernyit, ia merasa tidak asing dengan pantai yang ia pijaki sekarang.
"Nad? Kok malah melamun? " Leo melambai-lambai kecil tangannya depan wajah Nadine.
Nadine terhenyak, "Ee, sorry. "
"Santai. Yaudah, jalan ke sana, yuk! " ajak Leo, tangannya langsung menggenggam tangan Nadine.
"Kak Leo sering ke pantai ini, ya? " Nadine tiba-tiba bertanya, membuat Leo menoleh ke sampingnya."Jarang, sih. Yang sering ke sini itu Arion. " jawab Leo seadanya.
"Arion? " beo Nadine.
"Kenapa? " tanya Leo menekuk alis.
"Gak pa-pa, aku cuma rasa gak asing aja sama pantai ini, Kak. " jawab Nadine. "Kayaknya aku pernah pergi, deh, ke pantai ini sebelumnya. Tapi aku lupa kapan? Dan kayaknya udah lama banget. "
"Oh, ya? " respon Leo, lalu keduanya duduk di atas hamparan pasir putih, dibawah pohon rindang. "Emang seingat kamu, kamu pernah pergi ke tempat ini sama siapa? " lanjut Leo bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]
Mystery / ThrillerJudul awal = Nadine Story diganti menjadi Not A Foreign Girl 🍁 Nadine, si gadis penuh luka. Dia benar namun selalu disalahkan, dia ada namun selalu ditiadakan dalam keluarganya. Pukulan, cacian, hinaan, bullyan, Nadine selalu merasakan itu, baik d...