🍁HAPPY READING ALL 🍁
Suara lenguhan keluar dari bibir Nadine, gadis itu terbangun dari tidurnya, mengucek-ngucek matanya beberapa saat lalu pelan-pelan bangun terduduk. Ia merasakan ngilu di sekujur tubuhnya akibat hukuman semalam dan tidur di gudang hanya beralaskan tumpukan kardus tipis.
Ceklek!
Pintu dibuka oleh seseorang, terlihat Nasha yang sudah siap dengan seragamnya sambil mengunyah sandwich di depan Nadine.
Nadine meneguk saliva saat melihat Nasha memakan sandwich itu. Ia sedang lapar sekarang.
"Biasa aja kali, lihat gue makannya! " ketus Nasha pada Nadine, membuat gadis itu mengalihkan pandangan ke arah lain.
"O ya, gue lupa. Semalam lo gak makan 'kan? Pantesan aja muka lo kayak orang gak pernah makan setahun! " tambah Nasha, diiringi kekehan setelahnya.
Melihat Nasha yang tertawa keras mengejeknya, Nadine berusaha untuk tidak memperdulikan ejekan dari saudaranya itu. Lantas, tiba-tiba ia terperanjat kaget sendiri. Nasha sudah mengenakan seragam sekolahnya, sementara dirinya belum. Astaga, pasti ia bangun telat!
Dengan cepat ia berdiri keluar dari gudang, tanpa sengaja bahunya menyenggol bahu Nasha hingga membuat gadis itu hampir jatuh.
Nadine menengok sana-sini, sebelum pandangannya tertuju pada jam di dinding.
Pukul 06: 45.
Aduh, habis sudah Nadine! Kenapa ia bisa bangun amat kesiangan? Parahnya lagi, jam pertama di hari ini adalah jam si guru killer. Mampus!
"Aku harus cepat-cepat bersiap. " gumam Nadine, ia segera melangkah menuju kamarnya dan langsung mengambil pakaian seragam dari dalam lemari.
Gadis itu bahkan tak peduli lagi jika ia tidak mandi. Yang penting ia bisa selamat di jam pertama. Ia tidak ingin lagi beban hidupnya bertambah hanya karena telat dan harus dimarahi sampai menjalani hukuman di sekolah. Cukup sudah.
Tak butuh waktu lama untuk Nadine bersiap-siap, kini gadis itu sudah memakai seragam dan berjalan pelan turun dari anak tangga karena kondisi kakinya yang masih belum membaik.
Sampai di lantai bawah, ia melihat Saga dan Talia sedang sarapan pagi. Gadis itu berniat menghampiri kedua orang tuanya untuk pamit, akan tetapi...
'Maaf, Ma, Pa. Nadine berangkat gak pamit, karena gak ada yang peduli juga 'kan sama aku? ' Nadine membatin sedih sambil menatap mereka, sebelum akhirnya ia melangkah keluar dari rumahnya.
🍁🍁🍁
"Nad, kamu udah belajar belum? " pertanyaan itu terlontar dari mulut Fera yang sekarang tengah duduk disamping Nadine, membuyarkan lamunan sahabatnya.
Nadine menggeleng, bagaimana bisa ia mau belajar, hukuman semalam membuat kegiatan belajarnya jadi gagal.
Terlihat Fera menghela napas. "Nad, kamu lupa kalo kemarin kata bu Emi, di jam pertamanya kita ulangan Ips? "
Naas Nadine tersentak kaget. "Ha? Iya Fer? "
Fera membalas anggukan.
"Pagi anak-anak!! " Bu Emi terlihat baru saja memasuki kelas, dan langsung menyapa murid kelas 11 IPS.
"Pagi Bu!! " Anak-anak kompak balik menyapa.
"Seperti yang sudah saya beritahukan ke kalian kemarin, bahwa hari ini kita mengadakan ulangan IPS materi ekonomi serentak dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas. Jadi Ibu harapkan, kalian semua sudah belajar dan siap mengikuti ulangan pagi ini. Semuanya sudah siap mengikuti ulangan? "
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]
Mystery / ThrillerJudul awal = Nadine Story diganti menjadi Not A Foreign Girl 🍁 Nadine, si gadis penuh luka. Dia benar namun selalu disalahkan, dia ada namun selalu ditiadakan dalam keluarganya. Pukulan, cacian, hinaan, bullyan, Nadine selalu merasakan itu, baik d...