💌 14: Kepuasan Nasha

1.1K 70 5
                                    

Kalian tau gak? Hal apa yang dilakuin sama readers dan bikin seneng hati author?

Jawabannya adalah:
Vote + Komen 🖤

Kalo gak bisa komen juga gpp, yang penting bisa vote. Jangan jdi pembaca sider, okayy?

Jujur, kmrin²aku sedih karena lihat
jumlah baca dan jumlah votenya beda jauhh bgtt, please. It's okay, next time semoga di chapter² berikutnya mata sama bintangnya bisa seimbang.

...

Di chapter ini ada satu fakta
Yang kita tahu bahwa...

Langsung baca aja, ya, heheh:))

💐 HAPPY READING ALL 💐

🍓🍓🍓

Nadine kini telah sampai di depan gang komplek perumahannya. Ia turun dari jok motor Dirga.

"Makasih, Pak udah mau antar saya pulang. " ujar Nadine.

Dirga membalas anggukan. "Yasudah kalau begitu, saya pergi dulu. "

"Baik, Bapak hati-hati ya! " peringat Nadine pada Dirga saat pria itu sudah melajukan motornya.

Ia pun menghembuskan napas, lalu berbalik badan berjalan ke dalam gang menuju rumahnya.

Ada sedikit rasa cemas dan takut di hati Nadine. Ia takut kalau sampai ada yang melihat dirinya dibonceng oleh Dirga tadi. Jujur, pada awalnya Nadine ingin menolak tawaran Dirga untuk pulang diantarnya, tetapi Dirga terus mendesak dengan alasan ia tidak mau muridnya mengalami hal yang tidak diinginkan di jalan. Akhirnya, Nadine pun hanya bisa pasrah dan menerima niat baik Dirga.

Gadis itu kini akhirnya telah sampai di depan gerbang rumahnya yang terbuka, ia langsung masuk ke dalam rumahnya yang pintunya hanya tertutup setengah, tak lupa mengucap salam dahulu.

"Nadine, kemari kamu! " Suara Talia bergema memanggil nama Nadine.

Nadine pun tersenyum ke arah Talia yang tengah berdiri di ruang tamu, lalu berjalan menghampiri sang ibu.

"Mama? " Nadine berbungkuk, hendak menyalimi tangan Talia, akan tetapi langsung menepisnya kasar.

"Hari ini kamu ulangan? " tanya Talia.

Nadine membalas anggukan.

"Berapa nilainya? "

Dengan ragu-ragu, Nadine melepas ranselnya, lalu mengeluarkan selembar kertas hasil ulangan miliknya dan menyodorkannya pada Talia.

"Ini, Ma, " suara Nadine terdengar bergetar ketakutan.

Talia merampas lembaran itu, lalu melihat nilai ulangan milik Nadine yaitu 80. Detik itu pula matanya langsung melotot. Ia merobek-robek kertas itu, lalu meraih dagu Nadine menariknya dan memaksa putrinya itu untuk membuka mulut.

"BUKA MULUT KAMU, NADINE! " bentak Talia.

"Mama mau ap---" Nadine tak dapat menyelesaikan kalimatnya, segenggam robekan kertas di tangan Talia langsung dimasukan ke mulutnya begitu saja.

"TELAN! BIAR MATI SAJA KAMU! " Talia memasukan sobekan kertas itu secara paksa dan kasar.

"Uhuk,, uhuk, " Nadine terbatuk-batuk, mengeluarkan semua kertas-kertas kecil yang hampir ditelannya.

NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang