There is no day without bullying at school
-Nadine Putri Gabriel
♡♡♡
KRING!!
Jam istirahat tiba, seluruh murid SMA Pelita Bangsa mulai berhamburan keluar dari kelas. Ada yang menuju ke kantin, taman, rooftop, dll.
"Nadine? "
"Hm, " Nadine berdehem membalas panggilan Fera.
"Kamu gak ke kantin, Nad? " tanya Fera melihat Nadine yang tengah sibuk berkutat dengan alat tulisnya itu.
"Nggak, Fer. Aku harus selesaikan pr matematika aku dulu, semalam aku lupa ngerjain, " jawab Nadine tanpa melirik Fera.
"Oh. Kalo gitu aku ke kantin dulu, ya, Nad. Kamu ga mau titip? " tawar Fera.
"Gak, makasih, Fer. Nanti kalo aku udah selesai aku nyusul 'kok. Lagian ini tinggal satu nomor, dikit lagi, " balas Nadine.
"Oh, yaudah, aku duluan, ya, " Pamit Fera dan beranjak meninggalkan kelas.
Nadine membalas dengan anggukan, kemudian kembali fokus pada pekerjaannya.
Setelah beberapa menit, akhirnya Nadine sudah menyelesaikan soal-soal pr nya.
"Akhirnya, selesai juga, " gumamnya merasa lega.
Nadine pun akhirnya bergegas berdiri dan meninggalkan ruangan kelas, ia berniat ingin menyusul Fera yang pasti sedang menunggunya dari tadi.
Saat ia tiba di kantin, matanya langsung saja membulat sempurna kala melihat Nasha dan dua antek-anteknya melempari sampah dan minuman bekas pada Fera yang terlihat berlutut di tengah-tengah mereka.
Lalu mata Nadine menangkap seorang gadis yang hendak menuangkan kuah
bakso panas pada Fera."Fera!! " Pekik Nadine dan berlari cepat ke arah Fera.
Prakk.
Suara pecahan mangkuk kaca, berhasil mengalihkan atensi seisi kantin pada Nadine. Yap, Nadine baru saja mendorong Vena yang hendak menumpahkan kuah bakso panas pada Fera hingga mangkuk yang dipegang Vena jatuh ke lantai.
"Ah, shit! Sialan lo! " Bentak Vena pada Nadine.
"Berani banget lo anjing! " Nasha mendekati Nadine, lalu menjambak rambut gadis itu kuat dan membenturkan kepala gadis itu di salah satu meja kantin.
"Akh, sakit... " ringis Nadine.
"Lo tatap mata gue, " pinta Nasha tanpa melepas jambakannya. Akan tetapi Nadine menghindari kontak mata dengannya, membuat ia makin geram. "Tatap mata gue bangsat!! "
Nadine pun akhirnya menatap mata Nasha yang menatapnya sengit.
"Urusan kita belum selesai, " Setelah mengatakan itu, Nasha melepas jambakannya lalu beranjak pergi meninggalkan kantin diikuti oleh Vena dan Lidya.
"Nad! " Fera menghampiri Nadine yang masih memegang kepalanya, dengan nada khawatir.
"Nad, kamu ga pa-pa? " tanya Fera.
Nadine menggeleng, tersenyum tipis. "Aku ga pa-pa, "
"Ga pa-pa gimana, Nad? Kepala kamu tadi di benturin ke meja, pasti sakit, " ujar Fera, jelas sekali dari raut wajahnya kalo ia mengkhawatirkan sahabatnya ini.
"Sshh... aku cuma pusing aja 'kok, " jawab Nadine, memegang kepalanya.
"Kita keluar aja, yuk, Fer. Aku ga suka jadi perhatian seisi kantin gini, " Nadine berkata dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]
Mystery / ThrillerJudul awal = Nadine Story diganti menjadi Not A Foreign Girl 🍁 Nadine, si gadis penuh luka. Dia benar namun selalu disalahkan, dia ada namun selalu ditiadakan dalam keluarganya. Pukulan, cacian, hinaan, bullyan, Nadine selalu merasakan itu, baik d...