Tugas Jongin sedikit lebih banyak saat malam tiba. Seluruh Maid menyelesaikan pekerjaan mereka tepat selepas makan malam, membuat Mansion sepi tidak ada satu pun asisten rumah tangga disana.
Sehun masih berada di masa pemulihan, cidera pada kaki yang membuatnya agak sulit bergerak karena terjatuh dari tangga.Seusai membantu anak-anak tidur, Jongin segera menghampiri kamar Sehun. Mengecek suhu badan lalu memastikan pria itu meminum obatnya sesuai anjuran dokter.
Tak seperti malam kemarin dimana begitu masuk kamarnya sudah seperti kapal pecah. Sehun terlihat lebih tenang malam ini, bergelung diatas ranjang menyelimuti tubuh besarnya.
Kalau tidak sedang mengamuk, Jongin bisa lebih mudah mengatasinya.
Mendudukkan diri di tepian ranjang "Kau tidak membuang obatnya kan? Nyonya Lee memintaku memastikannya."Ucap Jongin melihat tempat obat diatas meja sudah kosong.Sehun diam, tidak ada sahutan sama sekali. Jongin melirik melihat ternyata Si Pucat sedang menyibukkan diri menyelesaikan pekerjaan dari ponselnya.
Jika begini dia terlihat sangat-sangat selayaknya orang waras."Tuan Sehun."Panggil Jongin.
Sunyi, Sehun mengabaikan atau memang tidak mendengarnya. Jongin mengedarkan pandangan menyipitkan mata melihat benda aneh dibawah buffet kamar.
Si Tan mendekat menyalakan flash pada ponselnya melihat benda misterius di bawah sana, dengusan lelah terdengar. Ada botol soju kosong disana.
Mengambil botol-botol yang Sehun sembunyikan meletakkan diatas meja, menarik bahu pria itu agar mereka saling berhadapan.
Jongin mendekat mengendus bau alkohol samar dari hembusan nafas Sehun.
"Kau bohong lagi."
"Aku hanya minum sedikit. Jangan melebih-lebihkannya."Ucap Sehun enteng. Jongin mengepalkan tangan menghembuskan nafas panjang "Aku akan pergi tidur saja."Ucapnya beranjak menahan dongkol sebab Sehun terus menolak meminum obatnya, memilih alkohol sebagai penenang.
"Jongin ..."
Jongin acuh berjalan keluar tetapi Sehun segera beranjak sedikit terpincang menahan pintu melarang Si Tan pergi.
"Aku lelah."Ucap Jongin berusaha bersuara tenang.
"Disini saja. Aku tidak akan minum lagi."
"Apa kau benar-benar mau sembuh?"Tanya Jongin mendongak meminta kepastian.
"Ya. Aku sudah mengatakannya padamu puluhan kali."
"Sehun, aku mau membantu dirimu karena kau sudah berjanji untuk membagikan sedikit waktu bersama putra-putramu."Ucap Jongin menghela nafas menahan emosinya.
"Aku sedang mencobanya, Jongin."
"Tidak. Kau tidak."Ucap Jongin menggeleng kuat melangkah mundur was-was.
"Diriku pun sudah memenuhi permintaanmu, kita bisa bersama. Selagi kau mencoba yang terbaik untuk keluar dari traumamu."Ucap Jongin lirih.
"Aku harus apalagi sekarang ..."Isak Jongin meluruhkan tubuhnya, terduduk lesu diatas lantai. Menghadapi Sehun begitu melelahkan.
Sehun ikut terduduk menarik tubuh Jongin ke dalam pelukannya, mengangkatnya agar Si Tan duduk di pangkuan.
"Kenapa menangis? Jangan sia-siakan air matamu karena diriku. Hanya karena aku terlalu lemah untuk mengatasi diriku sendiri, kau harus merasakan kekecewaan akibat ketidakmampuanku."Ucap Sehun, keduanya mengambil jarak saling menatap.
Tangan Sehun terulur mengusap bekas air mata di pipi Jongin memberikan senyuman kecil yang mampu membuat hati Jongin sedikit tenang.
______
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny's ✔️
FanfictionHunkai Sekai Kapal Hantu. lebih seram daripada kapal lintas agensi