Nanny's

1K 172 52
                                    

Jongin menempelkan plester di dagu, menutup luka yang terakhir mengabaikan ringisan serta penolakan bahkan pria itu menekan lukanya agak kuat "Kau pasti yang menganggu duluan kan."

"Ndakk."Dusta Taeoh masih bersikukuh bertingkah seperti tak mempunyai kesalahan apapun membuat Jongin gemas mencubit pipi sekenyal kue moci lalu matanya mengarah pada bocah kecil yang bersembunyi di balik pilar sesekali menyembulkan kepala, mengintip dengan mata tajam.

Jongin menyadarinya sejak tadi mendorong bayi gembulnya sampai terjungkal "Pergi kau!"Usirnya gemas lalu beranjak.

Taeoh mendengus meraih beberapa bungkus cracker di meja sebelum berlalu pergi mencari permainan lain. Makan malam sebentar lagi tiba.

"Ada apa? Apa kau terluka?"Tanya Jongin menghampiri Haowen.

Bocah itu tak menjawab tidak pula menatap hanya menyandarkan tubuh pada pilar sembari menggerakkan jari-jari random.

"Kau pasti tidak mengingatku karena dulu dirimu masih sangat bayi."Ucap Jongin menarik lengan Haowen kearah ruang tengah mengecek apa ada bagian tubuh yang terluka karena Taeoh tadi.

"Syukurlah tidak ada yang berdarah tapi katakan secepatnya jika ada bagian tubuhmu yang terasa sakit."Ucap Jongin menata lagi obat luka ke kotak sementara Haowen betah diam tanpa melakukan apa-apa.

"Apa kau membenci Taeoh?"Tanya Jongin mengawali obrolan kecilnya. Bocah itu mengangguk.

"Tapi sepertinya Taeoh menyukaimu."Ucap Jongin membuat Haowen mendongak menatap pria dewasa disamping tubuhnya.

"Dia mau mengajakmu bermain, walaupun sedikit jahil. Dia tidak benar-benar nakal hanya saja dia punya caranya sendiri menarik perhatianmu."

"Mana ada main tapi putul-putul."Gumam Haowen pelan suaranya sangat pelan membuat Jongin harus ekstra memperhatikan gerak bibirnya.

"Anak laki-laki memang mainnya begitu. Berikan saja dia coklat, Taeoh pasti akan berubah sangat baik padamu."Ucap Jongin memberi sebuah tips.

"Aku melarangnya makan coklat, pengecualian jika kau yang memberinya."Ucap Jongin tersenyum mengusap kepala berambut tipis bocah pucat di sebelahnya.

"Kau paham?"Tanya Jongin yang dibalas anggukan kecil dari Haowen.

Hingga makan malam tiba, Anak-anak antusias kecuali Haowen. Bocah itu sangat amat tenang makan tanpa bersuara bahkan ketika ada noda di bibir dia segera menyekanya.

Taeoh berbanding terbalik, bayi itu duduk tepat di sebelahnya membuat kesan dunia yang saling berlawanan. Bekas makanan berceceran mengotori baju, dua tangan penuh remah-remah, mulutnya masih begitu sibuk mengunyah tetapi tangan tak berhenti menjejalkan makanan. Ini malam terakhir dia pesta makan enak besok-besok pasti Jongin akan memasak seadanya, Taeoh harus memaksimalkan seluruh tubuhnya sekarang.

Bayi itu menoleh memberikan pelototan pada Haowen yang merasa jijik.
Dia tidak mau bermain dengan bayi kotor dan nakal sepertinya.

Makan malam usai,

Jongin berpamitan pada tuan rumah. Irene merasa puas karena beberapa hari belakangan rumah besarnya jadi agak ramai "Sehun akan mengantar kalian. Jangan menolak."Ucap Irene.

Si Tan menghembuskan nafas lalu mengangguk kecil.

Saat akan menaiki mobil mendadak Haowen menarik bahu Taeoh membuat bayi itu menoleh "Apa?!"Ucapnya galak.

Bocah pucat itu tampak merogoh saku kemudian memberikan dua batang coklat seketika mata bulat itu terbuka lebar.
Makanan surga!!

"Mamaaa!!! Tae boyeh ambil kan???"Pekiknya bersemangat.

"Hm."Gumam Jongin sembari memasang sabuk pengaman saudaranya yang lain.

Taeoh menerimanya dengan tangan bergetar lalu menghambur ke pelukan Haowen.

"Aduhhh kalian akhirnya berdamai."Ucap Irene tertawa gemas.

"Yunggg!"Pekik Taeoh lalu mengangkat badan Haowen dengan mudah.

"Astaga, kau sangat kuat ya."Ucap Irene kelimpungan agak panik melihatnya.

Pelukan terlepas Taeoh menyimpan coklat ke tas berisi makanan curian melambai dan tersenyum manis pada Haowen.

"Campai jumpa. Becok Tae bawakan donat Baek Chun."Ucap Taeoh mengarah pada donat Paman Baekhyun yang sering dia jadikan target pencurian.

Mereka akhirnya berpisah ketika seorang maid datang membisikkan sesuatu.

"Apa kudapan anak-anak habis? Itu baru saja diisi sebelum cucuku yang lain datang."Ucap Irene kaget pasalnya mereka tidak pernah menyetok kudapan sehat secepat ini. Jisung dan Haowen tak banyak makan minimal 2 minggu sekali baru di stok ulang.

"Pantas ya tubuh mereka terlihat gempal dan sehat. Jisung dan Haowen juga harus mulai banyak makan seperti saudara kalian."Ucap Irene menggandeng dua cucunya.

"Meleka itu lakus apalagi babi bulat itu."Ejek Jisung membuat Irene berdecak.

"Jangan terlalu sering berkata buruk tentang orang, Sayang."

______

Di sisi lain, Jongin menggeram kesal menatap Taeoh tajam memberikan ancaman lewat tatapan mata ketika tas kecil yang dia bawa penuh sesak oleh puluhan bungkus kudapan.

Taeoh menoleh kearah lain berpura-pura tak tahu-menahu.

"Dasar pencuri!! Kupotong tanganmu nanti!"Omel Jongin baru akan melayangkan cubitan ketika Sehun bersuara.

"Aku yang memasukkannya. Dia suka tidak apa-apa membawanya beberapa."

"Tae ndak nyuli!!"Tambah Taeoh berani melawan ketika memiliki tameng untuk bertahan.









TBC

Nanny's ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang