Jongin duduk tak jauh dari tempat Sehun berada selepas mandi dan mengganti piyamanya. Saat tiba piring di meja sudah bersih tanpa sisa,
Wine diatas sana pun baru berkurang seperempat saja "Apa yang ingin anda katakan?"Tanya bibir penuh Jongin."Memastikan sesuatu."
"Dan?"
"Mengenai ibu anak-anak."
"Oh, Nyonya Sejeong setiap hari pulang."Jelas Jongin.
"Setiap hari?"
Jongin mengangguk mengiyakan tetapi saat mata tajam Sehun menoleh sekejap membuatnya menciut, meneguk ludah susah payah "Kau yakin?"
"Y-ya."
Sehun masih diam meraih gelas berisi wine meneguknya hingga tandas sampai lenguhan lega terdengar. Punggung itu bersandar pada sofa, menatap Jongin lalu lalu menyunggingkan sudut kiri bibirnya "Kau melihatnya?"Tanyanya lagi.
"Y-ya, Saya menemuinya langsung agar bisa menjelaskan perkembangan Tuan Jisung dan Tuan Haowen padanya."Jelas Jongin.
"Tidak bukan itu maksudku."Jawab Sehun membuat Jongin heran, menatap Si Pucat sembari mengerutkan kening penuh tanda tanya.
"Didepan motel."Ucap Sehun tanpa beban namun perkataan itu bak lemparan batu kuat di wajah Jongin, rasa shock membuat tenggorokannya mengering sampai terbatuk-batuk beberapa kali.
Sehun tertawa pelan meraih satu putung rokok menyalakannya santai seolah kepanikan Jongin bukanlah berarti apa-apa.
"M-maafkan saya. Sungguh tidak ada niat sama sekali, Saya kebetulan melewati daerah itu saja. Maaf ..."Ucap Jongin menunduk, keringat dingin mulai membasahi dahi. Sialan! Dalam hati Si Tan meracau kakinya seolah meronta agar segera kabur dari keadaan menyudutkan ini.
Tak adanya respon membuat jantung Jongin makin gelisah, saat tangan pucat itu justru meraih botol wine menuangkan cairan merahnya pada gelas kristal.
Kepala Jongin masih betah menunduk sampai gelas kristal di meja terdorong kearahnya "Minumlah.""H-huh?"
"Minum saja selagi aku masih mengatakannya dengan baik."Ucap Sehun datar.
Jongin berdehem, tangannya terserang dingin bergetar sampai mengangkat gelas saja terasa sangat berat.
Sehun mengalihkan pandangan menatap bagaimana tangan itu bergetar mendekat kearah bibir, mata tajam berbinar diantara gelap."Habiskan, Tuan Kim."Ucap Sehun ketika melihat Jongin hampir menyerah ditengah tegukan keduanya.
Mata Jongin mencoba melirik dan mendadak tatapan mereka bertemu, Sehun tersenyum dengan cara paling menakutkan. Jongin baru saja akan menyerah sebelum tangan Sehun menahan lengan Si Tan "Minum. Kau belum menghabiskan separuhnya."Ucapnya.
Nafas Jongin terengah dengan bibir mengkilat berwarna merah keunguan, tatapan mata bergetar "K-kenapa anda melakukan ini?"Tanyanya panik mencoba melepaskan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny's ✔️
FanficHunkai Sekai Kapal Hantu. lebih seram daripada kapal lintas agensi