"Tolong beritahu bibi. Aku yakin dirimu tahu dimana dia sekarang."Mohon Nyonya Kim.
Sudah 3 Bulan dia tidak bisa menghubungi Jongin. Sebagai seorang ibu tentu dia merasa begitu gelisah karena mendadak putra sulungnya tidak bisa dihubungi sama sekali. Sangat jarang terjadi bahkan ketika Jongin marah padanya dia takkan pernah pergi tanpa kabar seperti ini.
Sempat melapor pada polisi namun nihil, mereka menolak laporannya karena menganggap saat orang dewasa hilang bukan karena mengalami kejahatan tetapi kabur. Tapi kabur kemana? Ketika Nyonya Kim sendiri tidak merasa keduanya pernah terlibat pertengkaran.
Sudah mencari kemana-mana tetapi ujungnya membuat kecewa, hanya Baekhyun sahabat putranya lah harapan terakhirnya.
Ini hari ke tujuh wanita itu mendatangi Baekhyun. Memohon-mohon pemuda didepannya agar setidaknya memberitahu keberadaan Jongin tetapi Baekhyun seolah menghindarinya membuat perasaan Nyonya Kim semakin tak karuan.
"Apa yang sebenarnya kalian sembunyikan dariku? Baekhyun, Bibi mohon. Bicaralah."
Baekhyun mendengus merasa bersalah sebenarnya namun tidak ada yang bisa dia lakukan ketika Jongin sendiri ingin menutupi kehamilannya sampai anak-anaknya lahir. Hal itu menjadi solusi terbaik diantara mereka.
"Maaf, Bibi. Aku benar-benar tidak tahu, aku pun sudah mencari keberadaannya. Tidak hanya bibi sekarang yang khawatir."Ucapnya meletakkan keranjang berisi stok barang.
"Jangan berbohong. Kalian pasti bersekongkol. Apa yang sebenarnya terjadi huh? Tiga bulan bukan waktu singkat, Nak."Ucap Nyonya Kim terisak.
"Bibi. Maafkan aku, ini bukan sesuatu yang bisa kukendalikan."Ucap Baekhyun lirih sebelum berlalu pergi.
Nyonya Kim kembali menangis, Ibu mana yang tidak kalang kabut saat putranya tiba-tiba hilang tanpa kabar.
_____
Baekhyun menatap kepergian Nyonya Kim memastikan wanita itu benar-benar menjauh dari minimarket sebelum dia berjalan pergi kearah gudang "Tolong jaga toko sebentar."Ucap Baekhyun pada pekerja paruh waktu yang sedang berdiri didepan rak makanan.
Tangannya membuka knop pintu menuju gudang, mengunci dari dalam sebelum menghampiri Jongin yang tengah berbaring di ranjang kecil yang hanya sanggup menampung tubuhnya saja.
"Bibi tadi datang lagi."Ucapnya pelan.
Jongin tidak menjawab memilih bangun dari posisi berbaringnya kembali memasukkan potongan coklat ke mulut. Walaupun sudah memakai jaket tebal perutnya semakin tidak bisa di sembunyikan, membuat Jongin semakin depresi.
Bentuk tubuhnya berubah total, dia seperti kehilangan jati dirinya. Perasaannya terombang-ambing setiap kali menatap pantulan di kaca membuat Jongin menangis, dia menyesal hanya karena sebuah hubungan tidak jelas dia harus terjatuh pada ganjaran menyedihkan begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny's ✔️
FanfictionHunkai Sekai Kapal Hantu. lebih seram daripada kapal lintas agensi