Nyonya Kim menghela nafas terduduk di kursi merasakan tiap sendinya terkulai, Jongin telah menceritakan keadaannya sekarang bahwa ayah biologis anak-anak menemuinya tempo hari.Tentu, Sang ibu sudah mengetahui cerita sebenarnya. Apa yang sebelumnya terjadi dulu tetapi wanita itu sama sekali tidak pernah mengira kalau Sehun kembali lagi setelah sekian lama.
"Lalu apa yang dirimu rasakan sekarang?"
Jongin diam mendengar pertanyaan dari sang ibu cukup lama termenung sesekali menghembuskan nafas panjang "Jujur, Aku tidak apa-apa sendirian. Tapi kupikir anak-anak pasti merasa keberatan. Kalaupun kubilang cukup, aku tidak tahu perasaan mereka sebenarnya."
"Kalau begitu cari pasangan lain, seseorang yang lebih baik. Aku tidak memintamu mencari pasangan sempurna, ketika dia bisa menghormatimu sebagaimana mestinya."Ucap Nyonya Kim.
"Entahlah ... Ibu aku pernah berada diposisi anak-anak karena posisimu sebagai orang tua tunggal. Aku dulu berpikir rasanya sangat tidak adil dan merasa iri pada temanku yang lain tetapi saat aku merasakan posisimu sekarang. Aku mengerti kenapa ibu memilih sendirian."Ucap Jongin menunduk.
"Apa yang kau mengerti tentangku?"
"Kita bisa memaafkannya tetapi tidak sanggup menyembuhkan lukanya. Sulit untuk mencari pasangan lain ketika perasaanku saja masih berada di masa lalu, kau tahu aku sudah berusaha menyembuhkannya kan?"
Nyonya Kim mengangguk menepuk bahu putranya memberikan usapan pada punggung, menenangkannya.
"Apakah kita egois, Bu?"Tanya Jongin memeluk ibunya erat.
"Jongin, kita berproses melalui luka itu agar bisa melangkah lebih jauh. Ibu memang terluka dan tidak bisa memilih pasangan lain tetapi kuharap dirimu memutuskan jalur berlawanan dari apa yang telah ibu lalui."Ucap Nyonya Kim lembut.
Jongin melepas pelukannya menatap sang ibu cukup lama "Perlahan saja, temui seseorang yang kau rasa cukup untukmu."
"Lalu apa yang harus kulakukan dengannya?"
"Jelaskan semuanya, jangan menutupi apapun. Selesaikan masalahmu terlebih dulu. Aku yakin kalian memiliki banyak kesalahpahaman di masa lalu."
Si Tan tersenyum mengangguk memeluk sang ibu lagi menyandarkan kepala pada bahu mencari kenyamanan dan perlindungan "Terimakasih, Bu. Maaf membuatmu harus menanggung semua masalahku."
"Kau bisa melakukannya, jangan simpan bebanmu sendiri saat kau masih memiliki orang yang menyayangi disekitarmu."
Ketukan pada pintu membuat keduanya menoleh seseorang tiba menyembulkan kepala "Hyung! Taeoh poop banyak sekali."Lapor Jeno menutup lubang hidungnya dengan jepitan jemuran.
Teriakan bayi terdengar Haechan terbatuk sedangkan Ning-Ning menutup hidung rapat "Poopnya bau bangkai hueeeek."Hujat Ning-Ning.
"Maaaaa!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny's ✔️
FanfictionHunkai Sekai Kapal Hantu. lebih seram daripada kapal lintas agensi