Teriakan girang Jisung di pagi hari terdengar lumayan nyaring, kaki gempalnya berlari mencoba melarikan diri dari kejaran Jongin.Menoleh menatap Si Tan yang makin dekat dan hampir menangkapnya sampai tidak sadar kehadiran seseorang membuat tubuh gembulnya terdorong terjerembab cukup kuat hampir saja kepalanya terantuk lantai kalau Sehun tidak cekatan menahannya.
Jongin pun sama terkejutnya menatap Sehun dalam balutan setelan kerja serba hitam, terlihat sudah sangat rapi "Anda mau kemana? lukanya belum sembuh total."Ucapnya.
"Ada pekerjaan yang tidak bisa kuhindari secara mendadak."Jawab Sehun berlalu terburu walaupun nyeri pada kaki masih terasa, matanya menatap jam tangan pada pergelangan tak memperdulikan Jongin ataupun orang lain di sekitarnya. Benar-benar terlihat tergesa.
"Jisung nanti kalau sudah besar cari uang secukupnya saja."Celetuk Jongin sesaat selepas Sehun pergi.
"Wang."
Pengasuh itu mengangguk sebelum menarik pergelangan tangan Jisung pergi ke tempat bermainnya. Ada bayi menunggu disana, bayi yang amat sangat tenang. Jarang menangis, tak banyak merengek Haowen sudah berwibawa sejak dini.
"Nyinyii cinga."Panggil Jisung membuat Jongin mendelik.
"Jangan panggil aku begitu."
"Cicung mo main."
"Main saja. Biasanya juga suka kabur-kaburan."
"Diyual. Bocann."
Benar juga, Jongin hampir tidak pernah mengajak dua bayi didepan sana jalan-jalan. Mereka pasti bosan hanya berada di rumah sepanjang hari, Ide kecil terlintas pada otak.
"Kau mau main diluar?"
Jisung mengangguk girang memeluk leher Jongin, kakinya melingkar pada pinggul meminta agar dia segera dibawa pergi bersenang-senang.
"Baiklah, kita minta ijin dulu sama nenek kalian.""Moni biyang boleh."
"Jangan bohong. Kan belum bilang apa-apa."Dengus Jongin membawa dua bayi sekaligus kearah kamar untuk segera bersiap-siap.
Cukup lama Si Tan menunggu Irene menjawab panggilan, Wanita itu tanpa pikir panjang mengiyakan dengan nada anggun seperti biasa. Beberapa maid pun telah menyiapkan bekal untuk anak-anak karena mereka dilarang Irene memakan sesuatu yang bukan diolah dari rumah.
Seorang sopir sudah menanti didepan pintu mansion, Jongin seperti tuan rumah saja kalau begini.
Jauh dari Maid Lee membuat Jongin sedikit punya celah. Setelah mobil melaju pergi meninggalkan wilayah mansion, pria itu merogoh saku celana memainkan ponsel dengan bebas.
"Halo, Baek. Bagaimana kalau kita bertemu? Di Cafe Kidz saja. Aku bagi alamatnya, cepat datang."Ucap Jongin segera memutuskan panggilan lalu beralih pada dia bayi diatas Baby Car Seat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny's ✔️
FanfictionHunkai Sekai Kapal Hantu. lebih seram daripada kapal lintas agensi