Keretakan dua kubu sudah nampak sejak awal, Tim Susu Kedelai lawan Tim Kopi Coklat.
Memang situasi mengejutkan juga bagi dua kubu ini, walaupun orang tua mereka tidak bersama tetapi sepertinya orang-orang dewasa disana bertekad menyatukan api dan air.Jongin memaksa triplet berbaris sembari tangan diletakkan di belakang tubuh; posisi istirahat.
Ketiganya memakai bucket hat kuning dan menggendong tas kecil. Wajah mereka mengartikan begitu banyak hal. Mereka tidak mau harus menginap di rumah Haowen dan Jisung."Disana banyak makanan enak juga mainan bagus. Jaga sikap kalian, kalian pasti suka."Ucap Jongin mencoba membujuk.
"Mama tidak ikut?"Tanya Ning-Ning membuat Jongin melotot menggeplak tangan putrinya agar kembali ke posisi semula.
"Ini perintah! Kalo saja aku mendengar ada masalah Mama tidak akan mengampuni kalian! Taeoh harus diet! Haechan tidak dapat mainan baru! Dan Ning-Ning harus pakai rok setiap hari!"Ancam Jongin membuat triplet saling memandang.
"Bayi mana boleh diet?"
"Mama mau Chan lapol komnas HAM? Tidak boleh pelit begitu."
"Apa sekalang dilalang mengeksplesikan dili?"
Protes ketiganya "Dengar saja, Mama! Jangan membuatku mengulangi ucapan lagi ya!"Bentak Jongin namun justru dibalas gerutuan dari mereka.
Jongin kehabisan cara menanganinya, mereka sudah hampir 30 menit hanya berdiri di depan gerbang mansion.
"Ini sangat tidak adil.""Tidak ada lagi negala demoklasi."
"Tae lapal."
Jongin menghentakkan kaki berjalan menekan bel, sudahlah pikirkan akibatnya nanti saja.
Sampai gerbang terbuka secara otomatis lapangan luas dengan taman bermain pribadi membuat mata bulat mereka terbuka saling memeluk akibat dilanda keterkejutan."Ini sepelti sulga."Ucap Haechan.
Bibir Jongin menggerutu tetapi segera merubah mimik wajah ketika penjaga gerbang menyapa. Seorang wanita yang tak asing menghampiri memberikan sambutan "Nyonya Lee."
"Tuan Jongin, Saya pikir kita takkan bertemu lagi."Ucapnya.
"Kenapa dengan nada bicaramu itu? Bagaimana kabar anda?"
"Karena anda sudah berada dalam bagian Keluarga Besar Oh, Nyonya Irene meminta saya untuk memperlakukan anda dengan baik. Saya dalam keadaan sehat."Jelasnya.
Jongin tertawa kaku, Bagian dalam keluarga mereka katanya. Kejadian ini bahkan berawal dari kecelakaan naas.
"Saya hanya mampir untuk mengantar anak-anak sebenarnya ..."
"Mari setidaknya masuk lebih dulu. Nyonya besar serta Tuan Sehun sedang menunggu."Ucapnya mempersilahkan menunjuk golf car yang sudah menanti.
Jongin mengangguk lalu menoleh kebelakang terkejut tak menjumpai anak-anaknya.
"Mamaaaa!! Ayo! Kenapa lambat sekali."Pekik mereka sudah bersiap duduk di belakang supir Golf Car seperti sedang tamasya. Antusias mereka patut dicurigai.
"Haha! Maaf, mereka agak bersemangat."Ucap Jongin canggung.
Golf Car berjalan pelan ketika mulut bayi mereka terus berceloteh takjub, Jongin mencoba membungkam terlihat geram sampai ingin melakukan tindakan kasar.
"Diam! Tolong jaga harga diri mamamu sebentar."Bisik Jongin geram. Bibir mereka sangat cerewet tidak ada habisnya berbicara membuat telinganya pengang sampai lupa dari mana sifat ini berasal.
Saat sampai pun tiga bayi coklat membuat keributan berebut siapa dulu yang masuk, rumahnya seperti rumah Barbie di mata Ning-Ning.
Jongin menarik ketiganya "Ayah kalian itu seram kalau berani nakal aku tidak akan membantu kalian!"Bisik Jongin mengingatkan bahwa pria berwajah tembok tempo hari adalah ayah mereka.
Ketiganya langsung terdiam berbaris rapih. Saat pintu terbuka mereka berjalan seperti kereta berjejer dan sangat tertata.
Irene menyambut tampak gemas melihat tiga bebek bertopi kuning. Jongin tersenyum membungkuk memberi sapaan lalu menoel bahu-bahu kecil mereka "Sapa! Ayo."Paksanya.
Tiga bayi segera membungkuk lalu memberi salam penuh keceriaan tetapi hanya sebentar ketika Sehun datang bersama dua bocah pucat dibelakang.
Mata mereka bertatapan memberikan ancaman lewat mata, Kecuali Haowen. Dia hanya diam seperti seorang keluarga bangsawan tiap gerakannya juga sangat bijak tidak seperti bayi-bayi lain.
"Apa liat-liat?!!"Pekik Taeoh marah. Bayi gendut itu merasa tersinggung dengan tatapan Haowen yang merendahkan. Dia tenang tetapi mencaci dan berulah dengan cara lain.
Kejadian bertamu sebenarnya sudah terjadi dua minggu lalu. Haowen membuka topi beaninya lalu tersenyum elegan sudah ada rambut tipis disana.
Haechan dan Ning-Ning saling memeluk lalu berteriak kaget "Ya Tuhan!!!!! Keajaiban dunia!!"
"Mamaaa!!!"
Taeoh membelalak, nafas memburu melepas topi penuh percaya diri walaupun tidak ada apapun disana.
Bayi itu berlari sangat kencang membuat tiga orang dewasa juga kaget, wajar saja Taeoh itu seperti babi yang kadang belok saja harus berhenti dulu."Belani kau?!!!! Aku ndak iyiiii!! Sini kupukul!!"Ucap Taeoh galak menghambur menindih tubuh Haowen menyerang rambut tipisnya berusaha merontokkan sesuatu yang begitu berharga bagi Haowen sendiri ataupun Taeoh.
TBC
nakalnya nemplok ke si cebol doang 😭🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny's ✔️
FanfictionHunkai Sekai Kapal Hantu. lebih seram daripada kapal lintas agensi