(Bab ini akan ditulis dari sudut pandang Author.)
"Bahwa sebaik-baik (tampaknya) seorang manusia, pasti mempunyai sisi gelap yang buruk dalam dirinya dan seburuk-buruk (tampaknya) seorang manusia pasti, memiliki sisi baik dalam dirinya."
Selamat Membaca...
"Permisi."
Semua yang ada di dalam ruangan itu menoleh ke arah sosok laki-laki jangkung, yang berdiri di ambang pintu. Kehadiran Niko dan David membuat semua orang yang ada di dalam ruangan sedikit tak menyangka.
Ken dan Lila baru pertama kali melihat sosok pria gagah yang berdiri di samping Niko. Untuk pertama kalinya, mereka dapat melihat David yang merupakan Papa dari Niko sendiri.
"Kenalin ini bokap gue," ujar Niko pada Ken dan Lila.
"Halo Om David," —Ken.
"Aku baru pertama kali liat papanya Niko. Ternyata mukanya mirip banget ya sama Niko," ujar Lila.
David tertawa kecil melihat interaksi Ken dan Lila padanya. "Saya senang bertemu dengan kalian semua."
"Sudah lama kita tidak bertemu," ujar William sambil berjabat tangan dengan David. "Sekitar tiga tahun lebih saya tidak mendengar kabar tentang anda."
"Hahaha benar, saya juga sudah jarang mendengar kabar anda. Biasanya rekan kerja saya selalu membicarakan tentang kehebatan anda dalam menaklukan lawan."
William tertawa. "Berani-beraninya kalian gibahin saya di belakang."
David langsung terbahak mendengar jawaban William.
Sedangkan Ken, Niko dan Lila memerhatikan interaksi keduanya dengan tatapan heran. Mereka bertiga melongo melihat kedua pria yang sama-sama berstatus sebagai pengusaha sukses itu, saling bercanda satu sama lain.
Lila berbisik di antara Ken dan Niko. "Bokapnya aja akur satu sama lain, masa lo berdua berantem mulu."
"Ehem..." Niko berdeham berhasil menarik atensi kedua pria yang sedang asik bercengkerama. "Udah belum temu kangennya? Kalau udah, mari kita mulai sekarang."
"ASSALAMUALAIKUM!"
Niko menghembuskan napas panjang, sembari melirik ke arah pintu. Beberapa orang yang baru saja datang, mampu mencuri atensi William dan David. Lagi-lagi perbincangan mereka terganggu dengan kedatangan beberapa orang yang memang Niko undang, untuk ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan kasus ini.
"Waalaikumsalam," jawab semua orang yang ada di dalam ruangan.
"Kita telat, ya?" tanya Alina yang menyalami David dan William.
"Nggak kok, Lin," sahut Lila. "Emm, Alina."
Alina menoleh dengan wajah polos. "Kenapa, Lila?"
"I-itu lo ngajak siapa lagi?" tanya Lila yang sedikit mengenal siapa sosok wanita itu dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kedua [COMPLETED]
Romance⚠️Warning : story contains sex scenes, violence, harsh words, suicide, anxiety. ❝Tempat pulang terbaik adalah diriku sendiri.❞ Kisah sederhana tentang kehidupan Sabita, perempuan cantik dan mandiri yang selalu memberi kebaikan untuk orang lain. Bany...