"Pertemuan singkat denganmu mampu mengubah rasa sakit itu menjadi sebuah kebahagiaan baru dalam hidupku."
Selamat Membaca...
Aku menepuk-nepuk pundak Salma yang masih setia memeluk gulingnya. Hari ini kami berencana untuk pergi ke kebun teh dan beberapa tempat wisata lainnya bersama Ken. Sedangkan temanku yang lain, memilih untuk berpencar mencari tempat wisata yang mereka inginkan.
Sejak malam Salma tak mau berbicara denganku, ia masih kesal karena kemarin aku malah jalan dengan Hima.
"Sal, ayo buruan katanya mau ke kebun teh? Bangun deh cepetan!" kataku sambil menarik baju tidurnya.
"Ah, nanti lo malah jalan sama Hima lagi! Males gue," sahut Salma yang wajahnya ditutup bantal.
"Udah nggak, ayo cepetan dong mandi! Nanti gue suruh Ken bangunin lo nih!"
Ia langsung terbangun dari tempat tidur dengan raut wajah kusut. Salma menatapku penuh selidik.
"Awas lo ya kalo bohong lagi! Yaudah, gue mau mandi dulu," Salma langsung berjalan menuju kamar mandi.
"Gue tunggu diluar, ya!" kataku sembari berjalan menuju teras.
Dito, Alina, Yuka, Juan, Niko, Arka, dan Ken tengah menikmati teh hangat sembari menikmati pemandangan villa berupa taman yang luas dan hijau. Sedangkan teman kantorku yang lain telah berangkat terlebih dahulu ke tempat wisata yang mereka inginkan.
"Salma belum bangun juga?" tanya Arka padaku.
"Udah kok, dia lagi mandi."
Yuka menghampiriku. "Lo mau ke kebun teh, ya? Gue ikut dong, boleh nggak?"
"Boleh dong, ikut aja biar lebih seru kan?" jawabku.
"Abis dari kebun teh, kita cari tempat kulineran yang enak yuk?" ngide Salma yang sudah berdiri didepan pintu lengkap dengan outfit of the day–nya.
"Lo mandi koboy ya, Sal?" ceplos Dito.
"Salma mah kalau dingin gini mana mau mandi, paling gosok gigi doang," sahut Ken santai.
"Enak aja lo! Gue udah bersih, wangi begini dibilang gosok gigi doang. Yaudah ayo, jalan sekarang!" ucap Salma bersemangat. Ia berjalan lebih dulu menuju mobil milik Ken.
"Sorry, gue harus balik sekarang nih," ujar Arka, gerakannya terlihat tergesa.
Salma langsung berbalik badan menatap kakaknya yang lebih tinggi itu. "Kenapa, Kak? Tumben?"
"Biasa, kerjaan kantor. Yaudah, nanti lo balik bareng sama Sabita, kan?"
Salma mengangguk. "Besok gue balik."
"Yaudah gue pulang duluan ya, Dek. Sabita gue pulang duluan ya makasih banyak acaranya!"
"Sama-sama kak, hati-hati ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kedua [COMPLETED]
Romance⚠️Warning : story contains sex scenes, violence, harsh words, suicide, anxiety. ❝Tempat pulang terbaik adalah diriku sendiri.❞ Kisah sederhana tentang kehidupan Sabita, perempuan cantik dan mandiri yang selalu memberi kebaikan untuk orang lain. Bany...